Pusat Studi Kebencanaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Diskusi Kebencanaan dengan topik “Pelajaran dari Bencana Sumatra untuk Sulawesi”. Kegiatan berlangsung secara hybrid di Ruang Rapat A Lt 1 LPPM Unhas dan Zoom Meeting, Selasa (09/12).
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Penginderaan Jauh sekaligus Anggota Tim Task Force Bencana Sumatra Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Yenny Vetrita S Hut M Sc hadir sebagai narasumber. Dalam kesempatannya, ia membahas kontribusi BRIN dalam penanganan darurat bencana Sumatra.
Data yang didapatkan melalui penginderaan jauh menjadi informasi awal yang dipegang tim lapangan sebelum turun ke lokasi. Yenny menjelaskan, analisis citra satelit menjadi instrumen vital dalam menentukan area terdampak, memetakan kerusakan, serta mendukung pengambilan keputusan cepat pada fase tanggap darurat.
“Kami berada di garda pertama. Sebelum tim lain datang ke lokasi, kami sudah memberikan informasi awal mengenai kondisi area terdampak,” ujarnya.
Ia menyampaikan, demi memperkuat pemantauan pasacabencana, Indonesia melalui BRIN dapat meminta akses data spasial internasional. Selain itu, koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga dilakukan secara intensif guna memperbarui Area of Interest (AOI).
“Kita perlu memastikan informasi yang disusun relevan dengan kondisi aktual dan berguna untuk tim operasional,” ucapnya.
Lebih lanjut, Yenny menegaskan, ke depannya, penanganan pascabencana dan pemanfaatan informasi spasial menjadi hal yang perlu diperhatikan. Ia berharap data geospasial dapat diintegrasikan ke dalam sistem early warning dan early action guna memperkuat kesiapsiagaan wilayah rentan seperti Sulawesi agar lebih responsif menghadapi ancaman bencana.
Fathimah Nur Khalidah Rahman
