Pusat Disabilitas (Pusdis) Universitas Hasanuddin (Unhas) beserta Readtimes.id mengadakan Sharing Sessions dan Launching Rubrik Suara Inklusi bertajuk “Pengetahuan dari Pinggir”. Kegiatan ini digelar di Gedung IPTEKS, Senin (20/5).
Dalam Kegiatan ini, turut hadir berbagai kelompok, seperti Dewan Pengurus Daerah Perkumpulan Penyandang Disabilitas Sulawesi Selatan (Sulsel), Serikat Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Bone, Kerukunan Waria dan Bissu Sulsel, Perwakilan Serikat Buruh,serta Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).
Pada Kesempatannya, Kepala Pusdis Unhas, Dr Ishak Salim SIP MA mengatakan, keterlibatan kelompok marginal dalam diskusi tersebut dapat menciptakan dialog, pertukaran pengetahuan, dan sinergi yang kuat dalam upaya memperjuangkan hak-hak kelompok rentan.
“Kami dari Pusdis Unhas berharap, kepada dengan adanya Sharing Session ini agar lebih berani untuk bersuara mengutarakan pendapat,” ujarnya.
Selain itu, salah satu pekerja sosial sekaligus Pool of Expert, Alita Karen memaparkan, industri ritel lebih tertarik mempekerjakan teman difabel dibandingkan dengan nondifabel.
Lebih lanjut, ia juga mendorong agar kaum nondifabel, terutama yang usianya masih produktif agar lebih produktif lagi agar perusahaan lebih memprioritaskan pekerja nondifabel .
Alita turut menyampaikan, harusnya Inklusi tidak hanya untuk disabilitas dan kelompok rentan, tapi inklusi adalah untuk semuanya, agar berbagai kalangan memiliki hak kebebasan untuk terlibat dan bersuara.
“Inklusi ini tidak hanya untuk disabilitas maupun kelompok rentan lainnya tetapi juga untuk semuanya agar semua kalangan memiliki hak dan kebebasan untuk bisa terlibat dan bersuara,” ungkapnya.
Marcha Nurul Fadila Jalil