Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) menyelenggarakan Kuliah Kebangsaan yang berlangsung di Ruang Senat Lantai 2 Gedung Rekotrat Unhas, Minggu (09/02).
Melalui kesempatannya, Ketua Umum ICMI, Prof Dr Arif Satria SP MSi menyampaikan bahwa Indonesia memiliki mimpi besar menjadi negara maju pada tahun 2045. Salah satu potensi terbesar Indonesia yaitu melipur bonus demografi.
“Bonus demografi itu akan dicapai pada 2030. Puncaknya pada saat angka ketergantungan kita mencapai 46,9 persen, artinya usia produktif lebih tinggi dari non-produktif,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mencontohkan bagaimana China dan Korea Selatan memanfaatkan bonus demografinya. Hal tersebut merupakan sebuah progres dengan kecepatan inovasinya dalam teknologi.
Melihat hal tersebut, Indonesia memiliki tugas besar untuk belajar dari negara yang telah berhasil. Arif menyoroti salah satu kunci keberhasilannya adalah kepemimpinan yang aktif dan kuat.
“Empat level kepemimpinan ini menurut saya perlu diperkuat, yaitu lead self, lead others, lead change, lead the future” tambahnya.
Ketua umum ICMI juga mengatakan bahwa perubahan adalah suatu keniscayaan. Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia dalam merencanakan perencanaan nasional jangka panjang.
Ia juga menyebut bahwa prediksi masa depan tidak sekuat dulu. Dengan perubahan yang terjadi, kemampuan Indonesia dalam merespons harus semakin cepat.
Ditengah perubahan itu, Indonesia dituntut untuk sigap dalam menghadapi berbagai isu agar mampu beradaptasi pada perubahan.
Lebih lanjut, ia mengatakan ICMI tidak hanya sekedar menginspirasi, tetapi juga berperan dalam mentransformasi. Arif berharap ICMI Sulawesi Selatan bisa menjadi pelopor.
Aliyah Fadhilah