Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Hasanuddin (Unhas) adakan Diskusi Terbuka dengan tema “Wujudkan Reforma Agraria Sejati Hari Tani Nasional.”. Agenda berlangsung di Pelataran Peternakan, Senin (22/09).
Kegiatan menghadirkan tiga pemateri berkompeten, salah satunya seorang Dosen Pertanian Unhas, Ir Syamsul Arifin Lias MSi. Ia memulai pembahasan materi tentang sikap komitmen dan konsisten dalam seorang reforma agraria sejati.
Hal itu menjadi prinsip awal yang mesti dipegang teguh, agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Ia kemudian memaparkan persentase tragedi konflik agraria di Indonesia.
“Dari tahun 2003 sampai ke 2024, naik 21 persen. Di 2024, ada 556 kasus di seluruh Indonesia,” ungkap Dosen Faperta tersebut.
Kejadian tersebut menyebabkan beberapa tragedi, seperti korban tertembak dan teraniaya. Arifin melanjutkan, kondisi negara yang 68 persen lahannya dapat dikuasai perlahan-lahan oleh satu persen orang di Indonesia.
Lebih lanjut, Arifin menegaskan tujuan pertama akan reformasi agraria telah tercantum dalam Peraturan Presiden No. 86 tahun 2018. Serta, ketentuan tentang perlindungan dan pemberdayaan petani dalam Undang-Undang No, 19 tahun 2013.
“Dua poin yang harus kalian cari tahu di sini, yaitu perlindungan petani dan pemberdayaan petani.” tegas Syamsul.
Salah satu tujuan akhir dari perlindungan petani ini, ialah pemerintah harus melindungi dan membantu petani dalam mengatasi pertumbuhan. Bukan hanya sekedar program yang hanya mengejar target produksi.
Di akhir, Syamsul berharap agar mahasiswa dapat mewujudkan reforma agraria sejati melalui selarasnya tiga hal, yaitu waktu, tempat, dan cara. Ia lalu menganalogikannya dengan ketidakmungkinan strategi mencuri yang dilakukan pada siang hari.
“Yang pertama itu, komitmen, konsisten, dan tujuan terjaga. Kedua ialah sinkronkan cara, waktu, dan tempat, sehingga hal itulah yang akan membawa kebenaran bagi kita semua,” pesannya.
Naila Islamiah Syahrir
