Ketua Program Studi (Kaprodi) Magister Ilmu Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Fuad Husain Akbar drg MARS PhD FISQua, dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Kualitas Pelayanan Kesehatan Kedokteran Gigi. Kegiatan berlangsung di Ruang Rapat Senat Lantai 2, Gedung Rektorat Unhas, Selasa (23/09).
Dengan judul orasi “Kekerasan Simbolik di Era Transformasi Pelayanan Kesehatan Gigi, Tantangan dan Upaya Menjaga Kepuasan dan Loyalitas Pasien”. Menurutnya, di tengah majunya teknologi, sistem dan regulasi kesehatan gigi masih banyak pasien merasa tidak puas dan kecewa.
Transformasi pelayanan kesehatan gigi yang berlangsung dengan cepat, menampakkan adanya tantangan struktural dari tingginya preferensi kesehatan mulut di Indonesia.
Berdasarkan survei kesehatan Indonesia (SKI) di 2023 menunjukkan prevalensi karies cukup besar dan diperparah dengan keterbatasan jumlah dokter gigi serta ketersediaanya yang belum merata.
“Kesenjangan distribusi tenaga kesehatan dan rendahnya aksesibilitas layanan, berdampak langsung pada mutu pengalaman pasien yang memunculkan berbagai masalah sistemik,” tegasnya.
Di samping itu, Fuad juga menuturkan percepatan digitalisasi layanan yang membuka peluang untuk memperluas akses dan meningkatkan kualitas perawatan. Transformasi ini dapat menghadirkan tantangan baru seperti bentuk kekerasan simbolik dalam media digital.
Guru besar Bidang Ilmu Manajemen Kualitas Pelayanan Kesehatan Kedokteran Gigi FKG Unhas ini juga menawarkan kerangka pemikiran untuk mendeteksi, mencegah, dan mengurangi kekerasan simbolik. Hal tersebut ditujukan agar transformasi pelayanan kesehatan gigi tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga menjaga martabat pasien.
“Kekerasan simbolik itu bukan berupa fisik, melainkan dominasi halus yang dilegitimasi oleh budaya dan dianggap wajar,” gaungnya.
Berdasarkan identifikasi, maka direkomendasikan perlunya intervensi berupa tindakan preventif dan kuratif yang ditujukan untuk mencegah tindakan tersebut.
Selain itu, disampaikan juga kepada para pemangku kepentingan Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik agar memodifikasi model manajemen pelayanan serta memberikan dukungan kepada perawat dan dokter gigi
Masyita
