Berkolaborasi dengan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar seminar bertajuk “Penguatan Keterlibatan Peran Mahasiswa di Pilkada Serentak 2024”. Kegiatan berlangsung di Aula Prof Syukur Abdullah FISIP Unhas, Rabu (25/09).
Seminar ini menghadirkan sejumlah pembicara dari latar belakang berbeda-beda, seperti Kepala Bagian Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Sulawesi Selatan, Perludem, Dosen, hingga Mahasiswa FISIP Unhas.
Pada kesempatannya, Dosen Ilmu Politik Unhas, Andi Ali Armunanto banyak banyak menyoroti terkait isu demokrasi menjelang momen pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Ia mengatakan, salah satu hal yang menjadi keprihatinan dan menunjukkan demokrasi Indonesia sedang tidak baik-baik saja adalah momen Pilkada. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah kotak kosong dalam Pilkada dari tahun ke tahun.
“Sebelum MK mengeluarkan keputusan, itu ada 180 kabupaten/kota yang terancam kotak kosong. Untuk sekarang, ada 48 yang bukan kotak kosong atau kandidat tunggal,” ujar Ali.
Dalam seminar ini juga, Ali menyatakan, berpartisipasi dalam politik tidak sekedar memilih atau menjadi petugas Pilkada langsung. Ia berpendapat, gerakan golongan putih (golput) juga merupakan bentuk partisipasi secara tidak langsung.
“Tahu tidak kawan-kawan, gerakan golput itu ternyata juga memberi tekanan kepada partai-partai politik supaya mereka mau berubah, supaya mereka mau mendengarkan keinginan masyarakat. Jadi, tidak selamanya partisipasi politik itu seperti di buku-buku,” ucapnya.
Andika Wijaya