Institute Supply Chain dan Logistik Indonesia Camp 2024 (ISLI) menggelar Seminar Nasional sebagai bagian dari rangkaian ISLI Camp pada Rabu (16/10). Pada tahun ini, Departemen Teknik Industri Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menjadi tuan rumah pelaksanaan Seminar Nasional ISLI dan ISLI Camp setelah terakhir kali dilaksanakan di Unhas pada 2017 silam.
Seminar Nasional yang berlangsung di Lecture Theatre (LT) 1 CSA (Centre of Scientific Activities) Unhas Kampus Gowa tersebut menghadirkan salah satu dosen Teknik Manufaktur dari Universitas Sains Malaysia, Dr Hasnida Ab Samat.
Hasnida pada kesempatannya menceritakan dua kasus nyata yang disertai dengan peranan lean supply chain sebagai solusi penyelesaiannya. Ia menceritakan Gempa dan Tsunami Jepang 2011 yang berdampak pada operasional pabrik otomotif sebagai kasus pertama.
“Lean supply chain lebih kepada seberapa cepat pengantaran suatu barang dilakukan. Efisiensi ini tidak terkait dengan mesin (machine), tetapi lebih kepada berapa produk yang kita miliki, bagaimana menjaga hubungan dengan supplier,” terangnya saat ditemui oleh identitas.
Konsep yang terjadi di kasus pertama adalah supplier lain membantu perusahaan agar dapat mengantarkan produk serupa jika supplier utama mengalami masalah.
“Perusahaan bergerak ke supplier lain untuk menanyakan produk serupa. Hal demikian dilakukan agar terhindar dari denda jika produk tidak diantarkan dengan segera,” jelas Hasnida.
Kasus kedua menyinggung rantai pasok alat perlindungan diri (APD) yang terdampak dari pandemi Covid-19 akibat permintaan APD melonjak dari biasanya. “Bagaimana menyusun strategi persediaan agar mengantisipasi ketidakpastian permintaan tersebut,” lanjutnya.
Strategi yang diterapkan secara umum dalam lean supply chain, antara lain penerapan prinsip Just-In-Time (JIT) dalam proses produksi, kolaborasi dan komunikasi dengan penyuplai, penggunaan teknologi informasi, prioritas produksi dan penyesuaian serta strategi pemulihan rantai pasok (supply chain).
“Penerapan lean supply chain sebenarnya sudah mendunia, tapi belum banyak perusahaan menerapkan, di Asia pun begitulah yang terjadi. Kesadaran pentingnya lean supply chain perlu digalakkan lagi. Nantinya jika diterapkan, itu akan terbentuk sebagai budaya di suatu industri kelak,” tutupnya.
Muhammad Nur Ilham