Dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Unhas, Dr Eng Ihsan ST MT, menyoroti terbatasnya jalanan di Kota Makassar saat ini. Jalanan yang tidak tertata, diikuti mobilitas yang terus bertambah, dan kepadatan tinggi mengakibatkan sering terjadinya kebakaran dan kemacetan lalu lintas yang parah.
Ihsan menyampaikan hal itu dalam acara PWK Talk pada kegiatan Night and Reunion, Jumat (11/12). Kegiatan yang bertempat di Amphitheatre FT Unhas ini membahas terkait integrasi penataan ruang udara, ruang permukaan, ruang bawah tanah menuju kota kompak.
Menurut Ihsan, permasalahan kota yang sedemikian kompleks membuat masalah perkotaan saat ini harus diatasi bersama.
Dalam kesempatannya, ia juga menyoroti masyarakat kawasan kumuh yang berada di kawasan pinggir kota. Jauhnya akses pusat kota mengakibatkan masyarakat banyak tidak punya biaya transportasi untuk masuk ke usaha kota dan akhirnya membangun pemukiman di atas tanah yang kepemilikannya tidak jelas.
“Tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah yang cukup tinggi menarik orang-orang untuk bergerak masuk ke kawasan perkotaan, menarik orang-orang bergerak masuk ke kawasan perkotaan, terjadilah pembangunan yang masif,” jelasnya.
Ihsan mengatakan bahwa perkembangan kota sangat bergantung pada pertumbuhan populasi dan ekspansi lahan. Pemanfaatan ruang bawah tanah, udara, dan sungai sudah menjadi bagian penting dari perencanaan kota di berbagai negara, terutama di kota-kota besar dan negara maju. Di Indonesia, regulasi terkait kepemilikan ruang di bawah dan di atas tanah masih minim, sementara kebutuhan akan ruang vertikal semakin mendesak seiring dengan keterbatasan lahan permukaan.
“Pertumbuhan bangunan vertikal memanfaatkan ruang yang berat. Bangunan seharusnya tumbuh ke atas. Kenapa tumbuh ke atas? Karena ruang permukaan bumi tidak pernah bertambah, kalau permukaan bumi tidak pernah bertambah, maka sebaiknya pembangunan ruang itu akan harus ke atas,” tutupnya.
Muh Fadhel Perdana