Dosen Universitas Hasanuddin, Dr Supratman MA menjadi salah satu pemateri pada Webinar Nasional “Renungan Pemikiran Imam Khomeini dalam Masalah Palestina” yang berlangsung secara virtual melalui Zoom Meeting, Rabu (05/06).
Supratman membawakan materi berjudul “Refleksi Pemikiran Imam Khomeini Tentang Palestina.” Ia menyebut, pemikiran Imam Khomeini pada Palestina sendiri merupakan pemahaman keislaman.
“Renungan pemikiran Imam Khomeini tentang pembelaan terhadap Palestina merupakan bagian integral dari ideologi dan kebijakan luar negeri Republik Islam Iran,” ujarnya.
Ruhollah Khomeini sendiri merupakan seorang politisi sekaligus ulama syiah yang menjadi pendiri Republik Islam Iran. Supratman lalu menjelaskan beberapa isu besar yang berkaitan dengan pemikiran Imam Khomeini dalam hal pembelaan Palestina.
Isu pertama, yakni Palestina sebagai isu sentral Islam. Palestina menjadi tanggung jawab kolektif umat Islam sehingga umat Islam bertanggung jawab akan nasib dan kemerdekaan bangsa Palestina.
“Inilah yang digaungkan oleh Imam Khomeini, orang yang pertama memberikan pencerahan kepada umat Islam maupun masyarakat internasional bahwasa posisi Palestina merupakan tanggung jawab kita semua,” jelas dosen Unhas tersebut.
Isu kedua terkait penentangan terhadap zionisme. Imam Khomeini sangat menentang zionisme dan menganggap bahwa hal tersebut merupakan ancaman yang serius karena bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Isu selanjutnya, yaitu solidaritas dan dukungan terhadap perlawanan Palestina. Imam Khomeini menetapkan Hari Al-Quds dalam rangka mewujudkan solidaritas umat Islam, meningkatkan kesadaran akan isu kemanusiaan dan keadilan, menyadarkan dunia Islam, dan perlawanan terhadap zionisme.
Terkait perlawanan terhadap impreaslisme Barat, Imam Khomeini memperingatkan agar harus berhati-hati terhadap pengaruh Barat, terutama Amerika sebab dapat mengancam kedaulatan dan identitas budaya negara-negara muslim
Terakhir dalam hal diplomasi dan aliansi, Imam Khomeini menekankan pentingnya persatuan umat Islam dalam menghadapi musuh bersama, yakni zionisme.
“Beliau berpendapat bahwa masalah Palestina bukan hanya masalah bangsa Palestina saja, melainkan juga masalah seluruh umat Islam,” tutup Supratman.
Nurul Fathiyah Salsabila A.