Perjalanan PKM di Unhas dari tahun ke tahun. Mulai dari kekurangan delegasi hingga keluarkan dana ratusan juta.
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kembali digelar pada pertengahan Januari 2021. Salah satu ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristek Dikti ini, bertujuan mengasah kreativitas, kemampuan menulis dan menyampaikan, serta penyaluran ide mahasiswa. PKM yang memenuhi kualifikasi akan diperlombakan di tingkat nasional pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNas).
Selain itu, PKM juga menjadi salah satu pertimbangan dalam penilaian akreditasi universitas. Sehingga hampir seluruh kampus di Indonesia sangat mengantisipasi kegiatan tahunan ini, tak terkecuali Unhas. Pada awal penyelenggaraanya, Unhas mengirim ulasan 35 judul. Sayangnya, hanya tiga proposal yang berhasil diloloskan. Dua judul dari Fakultas Peternakan dan satu judul dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Berdasarkan bundel identitas No 532 Edisi Awal Juli 2001.
Hingga beberapa tahun berikutnya delegasi Unhas ke PIMNas masih sangat minim. Hal tersebut diakibatkan kurangnya kegiatan mahasiswa mengenai karya ilmiah dan tidak adanya dukungan dari pihak birokrat. Seperti dilansir dari terbitan identitas tahun 2002, saat itu Unhas hanya diwakili oleh satu mahasiswa dari Fakultas Peternakan, M. Idham Adriansyah. Akan tetapi tidak ada stand pameran yang menampilkan karya penelitiannya. Bahkan saat pencairan dana dari universitas pun sempat terhambat.
“Saya takut musim yang baik untuk meneliti keburu berlalu,” ujarnya dalam bundel identitas No 555 Edisi Awal Juli 2002.
Tak hanya itu, pada terbitan identitas No 612 Edisi Akhir Maret 2005 menceritakan keberangkatan Syarif yang menggunakan biaya sendiri ke PIMNas IX di Universitas Airlangga 2001. “Sangat miris, kita kan bawa nama Unhas. Tapi tak masalah jika harus menggunakan dana sendiri,” tuturnya.
Dari rentetan kejadian tersebut membuktikan Unhas saat itu mengalami krisis delegasi. Kurangnya minat mahasiswa dalam menulis dan melakukan penelitian menjadi salah satu faktor. Bukan tanpa alasan, tidak tersedianya laboratorium yang memadai sebagai pendukung atmosfer penelitian kala itu serta kurangnya dorongan dari universitas membuat mahasiswa acuh tak acuh dalam hal menulis dan meneliti.
Satu dekade kemudian, Unhas mulai menunjukkan keseriusannya. Dikutip dari bundel identitas No 720 Edisi Akhir Januari 2010, Unhas mengganggarkan uang ratusan juta dari Dikti untuk pembinaan bagi mahasiswa yang akan membuat proposal dengan memperdalam kajian atau inovasinya. Dan dua hingga enam juta per judul penelitian yang kemudian akan diarahkan dalam ajang PKM.
“Dengan cara seperti itu minat mahasiswa akan lebih terpacu. Karena setiap penelitian membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan hadiah yang cukup besar mendorong mahasiswa terangsang membuat riset,” kata Ir Nasaruddin Salam MT selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni saat itu.
Walaupun begitu, jumlah proposal yang masuk lebih sedikit dibandingkan tahun 2009, yang mencapai 171 proposal. Tahun 2010, jumlah proposal 139, namun yang lolos ke PIMNas hanya tiga tim. Peningkatan terjadi pada tahun 2011, di mana jumlah upload proposal mencapai 296 dan yang mewakili Unhas dalam ajang nasionalnya sebanyak lima tim. Tahun selanjutnya, meskipun hanya menyentuh angka 226 dalam pengunggahan proposal, Unhas berhasil mengirim tujuh tim ke ajang PIMNas.
Melangkah ke tahun 2017, Unhas berhasil masuk dalam daftar lima besar PIMNas dengan membawa pulang satu emas dan satu perak. Tak bertahan lama, tahun 2018 dan 2019, Unhas tak lagi menduduki posisi tersebut. “Usaha dan berbagai upaya telah dilakukan, tetapi pencapaian prestasi belum seperti yang diharapkan,” ungkap Ketua Tim Pokja tahun itu, Prof Dr Supratman MP, dikutip dari bundel identitas No. 905, Tahun XLV, Edisi Oktober 2019.
Berbeda dengan tahun 2020, berbekal tagar seribu proposal PKM untuk PIMNas 2020, Tim Pokja lebih munjukkan kesungguhannya dalam persiapan PKM di Unhas. Pada bundel identitas No. 907 Tahun XLV Edisi Khusus Desember 2019, berbagai usaha dilakukan baik dari Tim Pokja Fakultas maupun Universitas dilakukan demi mewujudkan target yang telah dicanangkan. Seperti menjadikan PKM sebagai pengganti tugas kuliah seperti pada Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Teknik kala itu.
Setiap usaha tidak akan mengkhianati hasil, pada PIMNas ke-33 tahun lalu pada November 2020, dari total 27 tim Unhas yang lolos ke PIMNas 33, sebanyak 10 tim diantaranya berhasil meraih medali. Hal ini mengantarkan Unhas kembali ke posisi lima besar dalam penggelaran tahun 2020 ini.
Perjalanan dua dekade Unhas dalam pelaksanaan PKM memang menyimpan banyak cerita. Berkaca dari hal itu, Unhas menyadari potensinya untuk berbenah diri tiap tahunnya. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Tim Kelompok Kerja (POKJA) Unhas, Dr Suhasman S Hut Msi bahwa Unhas telah melewati berbagai masa keikutsertaan dalam PKM.
“Kita pernah berada pada masa ikut serta dengan memaksimalkan pengumpulan proposal saja, lalu masuk ke masa ikut dengan target PIMNas, hingga masa ini dimana keikutsertaan mahasiswa Unhas dalam PKM diharapkan dapat membawa pulang medali,” ujarnya saat diwawancara Senin (22/3).
Koordinator
Anisa Lutfia Basri, Nurul Hikmah
Anggota
Irmalasari, Risman Amala Fitra, Annur Nadia F. Denanda, Wynona Vanesa, Muhammad Alif M.