Energy Engineer PT Vale Indonesia, Ir Baso Murdin ST MT IP mengulas biomassa sebagai alternatif pengganti batu bara dalam Seminar Nasional: Indonesian Energy Innovation Challenge 2021 melalui Zoom dan live YouTube, Minggu (9/5). Diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) Fakultas Teknik (FT) Unhas, kegiatan itu bertemakan “Preparing Human Resources to Achieve Independency of Energy”.
Pada kesempatannya, Baso mengatakan, kebutuhan batubara saat ini sangatlah besar. Pada tahun 2021, kebutuhan hal tersebut di Indonesia bahkan mencapai sekitar 137 juta ton.
“Jika dikaitkan dengan kebijakan global, kita harus mereduce efek rumah kaca. Dalam, Paris Agreement kita juga harus mereduce CO2 sebesar 33%. Suka dan tidak suka, kita harus menggunakan sumber lain, salah satunya biomassa,” terang Baso.
Ia menambahkan, di PT Vale sendiri terdapat beberapa kebijakan yang akan dilaksanakan untuk mereduce green house. Di antaranya mengoptimasi energi yang dikonsumsi, mengganti semua fossil fuels dengan renewable energi sources, self-production senilai 100% untuk sumber terbarukan.
“Pada 2030, ditargetkan 33% dan menuju era karbon netral atau karbon yang serendah-rendahnya pada 2050. Kalau komitmen PTVI (anak perusahaan Vale), kita akan mereduce karbon sebesar 33% yang setara dengan 670.000 ton CO2e,” ungkap Baso.
Ia menambahkan, beberapa cara PT Vale melakukan karbon reduction. Di antaranya switching mobile equipment menjadi electricity, konservasi energi, shifting batubara ke dalam biomassa, switch lampu ke LED teknologi, memanfaatkan semua gas-gas buang yang ada di sistem sebagai energi terbarukan, mengganti electric fossil menjadi electric boiler, dan lain sebagainya.
“Kami juga menggunakan sayembara untuk tiga sampai lima tahun ke depan. Jadi, ada insentif yang kami berikan kepada karyawan jika mereka berinisiatif mereduksi CO2. Selain itu, shifting batubara menjadi biomassa menjadi top prioritas kami,” jelas Baso.
Ia juga menuturkan, bambu akan menjadi prioritas material biomassa, menggunakan sebesar 90% sampah dari bambu. “Selain bambu, ada juga material lainnya, yakni eucalyptus pellita dan kaliandra dan lamtoro. Berdasarkan studi analisis penelitian yang dilakukan partner kami, peluang bambu sangat besar sekali untuk menggantikan batubara,” tutup Baso.
M203