Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Hasanuddin (Unhas) gelar kuliah umum bersama Badan Riset dan Inovasi (BRIN). Mengusung tema “Kolaborasi Riset Biomassa BRIN”, kegiatan berlangsung di Aula Fakultas Kehutanan Unhas, Rabu (19/11).
Kegiatan menghadirkan Kepala Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk BRIN, Prof Dr Akbar Hanif Dawam A ST MT, sebagai pembicara. Dalam kesempatannya, ia menekankan transformasi menuju industri biorefinery sebagai salah satu kebutuhan strategis Indonesia.
Hal tersebut berguna mengurangi ketergantungan pada sumber daya berbasis petroleum. Biomassa sendiri memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi material, energi, dan produk kimia bernilai tinggi.
“Dulu kita bicara soal efisiensi industri. Kini arah dunia sudah bergeser ke keberlanjutan dan biomassa adalah fondasi penting untuk itu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Hanif memaparkan keunggulan Indonesia, seperti curah hujan tinggi, sinar matahari sepanjang tahun. Selain itu, keanekaragaman hayati melimpah yang mendukung ketersediaan biomassa.
“Berbagai inovasi telah kami kembangkan, seperti selulosa dan nanomaterial, bioplastik dari limbah pertanian, Microcrystalline Cellulose (MC), hidrogel untuk aplikasi medis, hingga material transparan berbasis kayu,” ucapnya.
Di akhir sesi, ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk mempercepat inovasi. Menurutnya, riset biomassa tidak bisa berjalan dalam satu disiplin saja, melainkan membutuhkan kerja sama antara ahli biologi, kimia, teknik material, hingga rekayasa proses.
Siti Mutia Achmad
