Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) menghadirkan penulis dan dosen Sastra Indonesia, Faisal Oddang SS M Hum sebagai pembicara dalam Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025. Kegiatan berlangsung di halaman depan FIB Unhas, Selasa (12/08).
Adapun materi yang dibawakan bertema “Menulis adalah Berpikir adalah Menggugat”. Dalam pemaparannya, ia mengajak mahasiswa baru memahami bahwa karya sastra tidak hanya soal keindahan bahasa, tetapi juga berpihak pada kemanusiaan, sejarah, dan peristiwa sosial.
“Karya sastra bukan sekadar merangkai kata, tapi bisa menjadi jembatan memori kolektif, sarana menggugat ketidakadilan, dan menyuarakan hal-hal yang perlu diperjuangkan,” jelas penulis novel Tiba Sebelum Berangkat itu.
Faisal mencontohkan karya-karya Han Kang dari Korea Selatan dan Bhanumustadz dari India yang mengangkat isu kemanusiaan, sejarah, dan diskriminasi. Ia juga membagikan kisah penulis Armenia, Aram Pacian, serta penyair Jepang, Mizuzu Kaneko, yang karyanya mampu menggerakkan masyarakat di tengah krisis.
Lebih lanjut, Faisal menekankan pentingnya keseimbangan antara gagasan, estetika, dan keterbacaan dalam karya sastra. “Gagasan itu seperti paket, dan estetika adalah kurirnya. Tanpa estetika yang mumpuni, pesan tidak akan sampai ke pembaca,” ujarnya.
Sesi diakhiri dengan diskusi interaktif, yakni Faisal menjawab berbagai pertanyaan mahasiswa seputar peran sastra di era digital, pengaruhnya terhadap opini publik, dan cara meyakinkan orang akan pentingnya membaca dan menulis. Ia menegaskan membaca dan menulis adalah dua hal yang berjalan beriringan, ibarat kaki kanan dan kiri yang sama-sama diperlukan untuk melangkah.
Suci Aulia Tenri Ajeng
