Fakultas Hukum (FH) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Seminar Hasil Penelitian di Aula lantai 2 Hotel and Convention Unhas, Sabtu (14/09). Wakil Dekan Bidang Kemitraan, Riset dan Inovasi, Dr Ratnawati SH MH hadir membuka seminar mewakili Dekan FH Unhas.
Dalam sambutannya, ia mengatakan, seminar ini membahas hasil penelitian berjudul Menelisik Dampak Korupsi Tambang Pasir di Wilayah Pesisir Laut Kabupaten Takalar. Menurutnya, wilayah pesisir Takalar memiliki sumber daya laut yang sangat melimpah dan penting sebagai bahan pembangunan proyek strategi nasional.
Namun, terdapat permasalahan yang muncul ketika Kejaksaan Takalar membuat pernyataan resmi terkait korupsi penyimpangan harga pasir laut. Ia menyebut, hal itu merupakan dugaan yang dilakukan oleh perusahaan tambang pasir laut di Takalar dan oknum pemerintah kabupaten Takalar.
Ia juga mengungkapkan, Desa Makaloko dan Desa Palalakkang adalah dua dari banyak desa yang terkena abrasi akibat penambangan pasir laut. Pengerukan pasir yang dilakukan juga diimbangi dengan upaya mitigasi bencana abrasi.
“Akibat dari dalamnya permukaan laut yang terkeruk menyebabkan kemampuannya memecah tempat menurun, sehingga akan terbawa ke bibir pantai dan menjadi abrasi,” ucapnya.
Berkaca pada kondisi itu, Ratnawati berharap adanya seminar ini dapat menjadi ruang diskusi. Berdiskusi dengan masyarakat terdampak dan pemangku kepentingan berdasarkan hasil temuan dalam penelitian yang telah dilakukan.
Kegiatan itu menghadirkan empat narasumber, yaitu Wakil Ketua Badan Pekerja Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi, Departemen Riset dan Keterlibatan Publik Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulsel, Dosen FH Unhas, dan Peneliti Kajian Anti Korupsi (Pankas) FH Unhas.
Ismail Basri