Buntut banyaknya versi logo yang tersebar luas membuat Unhas mengadakan Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan yang dilakukan secara tertutup itu berlangsung di Lantai 7 Rekrotat, Rabu (14/9).
Kegiatan ini dihadiri beberapa petinggi universitas, Prof Basri Hasanuddin (Rektor Unhas periode 1989-1997), dan Razak Djalle (Adik dari pembuat logo Unhas, Mustafa Djalle).
Pada kesempatan itu, Basri Hasanuddin menegaskan perlunya pemurnian logo Unhas dengan mengacu pada statuta. “Kemurniaan logo harus diperjelas. Logo harus sesuai statuta Unhas dan harusnya mengacu pada hal itu,” ujarnya.
Seperti yang diketahui, selama ini terdapat banyak versi logo unhas yang tersebar dan digunakan pada dokumen resmi, sampul skripsi, flayer, tugu universitas, dan plakat nama departemen.
Untuk itu diperlukan persamaan persepsi dan standar, itu harus dimuat dalam peraturan rektor. Mulai dari versi bagian dalam termasuk warna yang memiliki banyak versi.
“Pohon Lontara yang akan diperbaiki, ukurannya distandarkan. Konten dari logo yang harus ditetapka. Sebenarnya yang tersebar bedanya tidak terlalu banyak, namun harus diperjelas pohon Lontara,” ungkap Guru Besar Fakultas Ekonomi.
Dari FGD tersebut kemudian disepakati akan dibentuk tim untuk menyusun pedoman terkait logo Unhas yang nantinya akan dipatenkan.
Nur Alya Azzahra