Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) bersama Center for Peace, Conflict and Democracy (CPCD) Unhas mengadakan Guest Lecture “The Role of Neighborhood Learders in Local Governance in Indonesia” di Ruang Senat Lantai 3 FISIP Unhas, Senin (12/02).
Hadir memberikan materi, Dept Political & Social Change Australian National University, Dr Sana Jaffrey. Pada kesempatannya, Sana menyampaikan, terdapat perubahan peran lembaga pemerintah Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) di era reformasi hingga pada 2018 lalu.
“Ada perbedaan dalam pengelolaan RT/RW, yaitu desentralisasi. Jadi tidak lagi diatur hanya oleh pemerintah pusat, tetapi otonomi daerah diserahkan kepada pemerintah kota dan pemerintah daerah,” ujarnya.
Perbedaan lainnya, yakni tidak ada lagi intervensi dalam pemilihan RT/RW sehingga syarat menjadi RT/RW juga berkurang. Adapun satu syarat yang masih ada, yaitu calon RT/RW tidak boleh menjadi anggota partai.
Sana menjelaskan, fungsi keamanan mereka juga berkurang. Misalnya, turunnya kegiatan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) dan sistem tamu lapor 24 jam.
Dalam sesi tanya jawab, ia menjelaskan perbedaan peran RT/RW di desa dan kota. Sana mengatakan, RT/RW lebih dibutuhkan di kota karena lebih banyak pendatang baru di sana.
Ia juga menyebut, warga yang membutuhkan bantuan pemerintah lebih dekat dengan RT/RW. “Namun, semua kembali pada apa yang dibutuhkan masyarakat dan apa yang RT/RW miliki,” pungkasnya.
Najwa Hanana