Sebagai salah satu kampus riset di Indonesia, Universitas Hasanuddin (Unhas) memiliki beberapa kelompok riset yang telah menerbitkan berbagai macam artikel di jurnal nasional maupun internasional.
Salah satu kelompok riset itu adalah Forest and Society (FS) Journal yang secara formal berada di bawah Fakultas Kehutanan (Fahutan). Jurnal tersebut pertama kali dibentuk pada 2016, fokusnya saat itu hanya untuk menerbitkan jurnal.
Lalu, kelompok ini mulai berkembang menjadi Forest and Society Research Group yang dibentuk pada 2021 berfokus membangun komunitas dan melibatkan masyarakat. “Kelompok ini fokus melakukan riset pada sisi ekologi, dimensi masyarakat dan sosial,” hal tersebut dipaparkan oleh Editor in Chief FS, Muhammad Alif K Sahide saat ditemui di ruangan FS Fakultas Kehutanan Unhas, Senin (29/5).
Visi dan misi utama dari FS Jurnal adalah mengelola penerbitan artikel dalam jurnal, mendorong peneliti muda mengembangkan kapasitasnya serta membangun jejaring antara peneliti dan aktivis lingkungan dalam pemberdayaan masyarakat. Karena tujuan tersebut sulit untuk dicapai dalam bentuk lembaga penerbitan sehingga dibuat lembaga baru yang dapat menunjang tujuan tersebut, yaitu FS Research Group.
Kedepan nya bertujuan menjadi pusat ilmu pengetahuan dan penelitian terutama di kawasan Asia Tenggara. Fokus kawasan ini dipilih karena isu dan fenomena perubahan iklim dan kerentanan masyarakat di Asia Tenggara.
“Selain itu, peneliti-peneliti muda di kawasan ini terkadang sulit mendiseminasikan hasil penelitiannya dan kurangnya keahlian dalam menulis artikel yang baik. Bentuknya tidak terbatas hanya pada jurnal tetapi juga riset dan pemberian beasiswa kepada mahasiswa,” ungkap Alif.
Dari sisi riset sendiri, fokus utama berada di daerah yang kurang direpresentasikan seperti Papua, Kalimantan, Mekong di Vietnam, Kamboja, dan Laos. Hal ini ditunjang dengan FS yang selalu menjembatani hasil-hasil riset kepada praktisi seperti pemerintah maupun NGO sehingga diharapkan dapat mempengaruhi kebijakan yang ada. Kerja sama yang dilakukan pun bukan hanya dengan NGO lokal, tetapi juga dengan berbagai NGO Internasional.
Dengan bentuk kelembagaan yang lebih fleksibel tersebut, kelompok FS pun tidak hanya menerbitkan artikel ilmiah tetapi juga terjun langsung dalam masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mengedukasi dan mendekatkan masyarakat kepada metode saintifik. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan membuat diskusi dan pelatihan di tengah masyarakat, diskusi untuk membentuk pemahaman atas isu maupun fenomena yang terjadi.
“Kami sedang mengembangkan metode foto voice yang dilakukan dengan mengajarkan masyarakat untuk mendokumentasikan sendiri suatu fenomena di sekitar mereka. Kemudian mereka bisa menjelaskan fenomena tersebut ke berbagai pihak,” ucapnya.
Lebih lanjut FS juga melakukan capacity building dan workshop kepenulisan di berbagai daerah seperti Papua, Thailand, Vietnam dengan bekerja sama dengan NGO lokal. “Paling terbaru dengan mendorong teman-teman melakukan riset tentang perubahan iklim dan pengembangan masyarakat di Hutan Adat Kajang, kemudian menuliskan laporan-laporannya dalam bentuk buku maupun artikel ilmiah,” ucap dosen Fakultas Kehutanan tersebut.
Selain itu yang ingin digaungkan oleh FS adalah scientific communication atau komunikasi ilmu pengetahuan, dimana banyak universitas yang memiliki hasil-hasil riset yang bagus di Indonesia, tetapi masih kurang dalam sosialisasi hasil-hasil tersebut pada masyarakat maupun industri.
Hal ini berimplikasi pada kurangnya pembaca bagi banyak jurnal-jurnal yang berkualitas. Lalu dibutuhkan cara baru dalam mengkomunikasikan atau membungkus hasil dari riset-riset penelitian agar dapat lebih dekat dengan masyarakat maupun pihak berkepentingan.
Salah satu implementasi nyata atas hal ini adalah FS Festival yang baru-baru ini diadakan, bekerja sama dengan berbagai NGO dan organisasi dalam kampus seperti Sekolah Rakyat Petani Payo-payo, Tim Layanan Kehutanan Masyarakat, Belantara Kreatif dan berbagai lainnya.
Tema yang diusung adalah “Ruang: Melihat Sains Lebih Dekat” yang diangkat agar masyarakat dapat menjangkau dan mengambil manfaat dari artikel-artikel ilmiah terbitan FS. Selain diskusi perihal riset dan penelitian, kegiatan ini juga menghadirkan hiburan bagi pengunjungnya seperti penampilan band dan pembacaaan puisi.
Sebagai lembaga multi disiplin, FS secara umum tidak memiliki sistem keanggotaan sehingga jika ada yang tertarik mengenai terbitan maupun penelitian yang ingin dilakukan maka lembaga ini terbuka bagi yang ingin berdiskusi dan meneliti bersama. Hal ini dapat dilakukan dengan mengunjungi website mereka melalui https://journal.unhas.ac.id/index.php/fs atau instagram di @forestsociety_rg.
M. Ridwan