Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Chapter Unhas mengadakan FPCI Future Prospect Vol. 2 bertemakan “Mastering Scholarship Hacks”. Kegiatan yang dimoderatori oleh mahasiswa Departemen Hubungan Internasional (HI) Unhas, Muhammad Ichwan Rio itu berlangsung melalui Zoom, Sabtu (20/3)
Turut hadir penerima beasiswa LPDP, Cazadira Fediva Tamzil SSos MSc dan penerima beasiswa USAID-CIFOR, Dyah Puspitaloka SE MSF sebagai pembicara. Pada kesempatannya, Cazadira membagikan kiat mempersiapkan diri guna memperoleh beasiswa.
“Sebelum mendaftar, kita perlu memperhatikan beberapa hal. Di antaranya pekerjaan yang diinginkan setelah memperoleh beasiswa, jurusan yang dibutuhkan untuk mencapai pekerjaan tersebut, dan enetapkan hal yang diinginkan seusai S1. Entah itu mengejar S2 atau bekerja terlebih dahulu,” terang lulusan pascasarjana di London School of Economic itu.
Lebih lanjut, tujuan utama melamar beasiswa ke luar neger ialah belajar dan memperluas jaringan. Jalan-jalan dan sebagainya hanyalah sampingan saja.
“Kita juga perlu mengerti jenis-jenis beasiswa, seperti beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Indonesia, pemerintah luar negeri, universitas, atau bahkan organisasi swasta. Kita perlu mengerti apa yang dicari dan dibutuhkan karena perbedaan jenis beasiswa berkaitan dengan visi dan misi pemberinya,” tutur Cazadira.
Ia juga memberikan gambaran tentang hal-hal perlu dipersiapkan oleh pelamar beasiswa. Alur seleksi beasiswa LPDP sendiri terdiri atas tahap persiapan, pengumpulan berkas, wawancara tahap 1, wawancara tahap 2 dan focus group discussion, serta ditutup pada tahap pengumuman.
“Kita perlu mempersiapkan curriculum vitae (CV) yang berisi latar belakang akademis, surat rekomendasi, motivation letter, dokumen administrasi, serta sertifikat bahasa. Kita harus bisa meyakinkan pemberi beasiswa bahwa diri ini cocok menjadi penerima beasiswa, karena setiap pemberi beasiwa memiliki preferensi dan visi-misi tersendiri,” papar Cazadira.
Ia kemudian menghimbau peserta webinar untuk tidak melamar beasiswa ke berbagai penyedia beasiswa dengan aplikasi yang sama. Adapun kemungkinan untuk diterima kecil jika hal itu dilakukan.
“Jadi, kita perlu menyesuaikan aplikasi beasiswa dengan preferensi dan kekhasan setiap pemberi beasiswa,” pungkas Cazadira.
M211