Laboratorium Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unhas berkolaborasi dengan kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengadakan Kuliah Umum. Bertajuk “Perkembangan dan Prospek Perekonomian Sulawesi Selatan”, kegiatan berlangsung melalui Zoom Meeting, Kamis (27/5).
Dimoderatori dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEB Unhas, Randi Kurniawan SE MSc, turut hadir Deputi Direktur BI, Rony W Purubaskoro sebagai narasumber. Pada kesempatannya, Rony mengatakan, sinergi kebijakan ekonomi nasional perlu terus diperkuat.
“Terdapat lima hal penting pada respon kebijakan ekonomi nasional. Di antaranya pembukaan sektor produktif dan aman, percepatan stimulus fiscal, peningkatan kredit dari sisi permintaan, stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial, serta digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM,” sebut Rony.
Lebih lanjut, tren digitalisasi mengubah perilaku transaksi masyarakat kearah tuntutan yang lebih besar pada mobilitas, kecepatan, flesibilitas, dan keamanan. Digitalisasi ekonomi ini seolah mendapatkan momentum di tengah pandemi.
“Akibat aktivitas fisik sangat berkurang, kini beralih ke transaksi-transaksi non-tunai yang sekarang berkembang pesat dan luar biasa,” jelas Rony.
Ekonomi secara wilayah sendiri terbagi menjadi lima sesuai karakteristiknya, antara lain Jawa, Sumatera, Kalimantan, Balinusra, dan Sulampua. Secara umum, seluruh provinsi di Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua) mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi. Enam provinsi mencatatkan pertumbuhan positif.
“Pada Sulampua terjadi kondisi yang berbeda, di mana mulai mengalami pertumbuhan ekonomi positif dan konsisten,” tutur Rony.
Ia kemudian menjelaskan prospek ekonomi keseluruhan tahun 2021. Pada ekonomi Sulsel sendiri diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi.
“Kuncinya adalah bagaimana meningkatkan keyakinan konsumen, stimulus pemerintah, dan relaksasi atau kelonggaran pembatasan fisik. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ke ekonomi normal,” pungkas Rony.
M203