Gemuruh gendang dan lengkingan seruling mengiringi Tari Empat Etnis, membuka puncak Lomba Seni Tari Kreasi Tradisional (LOSARI) 2025, Minggu (16/06). Ajang ini menjadi bagian dari perayaan 16 tahun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Tari Universitas Hasanuddin.
Tirai-tirai hitam yang menyelimuti dinding Baruga AP Pettarani Unhas seolah menolak cahaya siang masuk, menjadikan ruangan tenggelam dalam suasana sakral.
Di dalam ruang gelap, sorot lampu bak memandikan delapan tim tari dari kalangan siswa SMA se-Sulselbar. Kepulan asap pun mengiringi gerak lentik para penari.


Gerak tari puluhan penari membawa penonton menjelajah dunia lain, menyampaikan pesan tentang adat budaya, pendidikan, dan keberagaman melalui bahasa tubuh yang indah. Kilau manik-manik yang bergelimang di kostum peserta pun ikut melenggak-lenggok di ruang pelestarian budaya itu.


Bias cahaya melangkah di asap putih kelabu menuju deretan trofi yang bertengger gagah di sayap kiri panggung, menjadi simbol harapan, menggugah semangat para peserta.

SMAN 1 Polewali dengan Tari Cinna Rupa Adaq menjadi kilau tertinggi dalam barisan bintang yang berlomba siang itu. Rangkaian gerak tentang adat Pollattigiang Balanipa mencerminkan keterkaitan erat antara prosesi adat dan tatanan sosial masyarakat Balanipa.

Foto dan Naskah: Andika Wijaya
