Ketua Departemen (Kadep) Ilmu Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Seniwati SSos MHum PhD, resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Strategi Penanganan Terorisme di Asia Tenggara. Prosesi pengukuhan berlangsung di Ruang Rapat Senat Lantai 2, Gedung Rektorat Unhas, Selasa (05/08).
Dalam pidato ilmiah berjudul “Strategi Penanganan Terorisme di Asia Tenggara melalui Kerja Sama Internasional”, Prof Seniwati menegaskan bahwa komitmen Indonesia dalam pemberantasan terorisme tercermin dari ratifikasi berbagai konvensi internasional serta partisipasi aktif dalam sejumlah forum regional.
Ia menyebut Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Convention on Counterterrorism (ACCT) sebagai salah satu tonggak penting dalam kerja sama kawasan. Konvensi yang ditandatangani pada 13 Januari 2007 di Cebu Filipina ini menjadi dasar kerja sama kolektif dalam penanggulangan terorisme.
Meski telah diratifikasi seluruh anggota pada 2013, implementasinya masih sangat bergantung pada kebijakan politik dan hukum masing-masing negara. Hal ini sesuai dengan prinsip non-intervensi yang dianut ASEAN.
Ia juga menyoroti pentingnya platform strategis seperti ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM) dan ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) dalam menghadapi kejahatan lintas negara, terutama di wilayah maritim yang rentan terhadap ancaman transnasional.
“Upaya deteksi dini atau early warning system sangat penting untuk meminimalkan potensi ancaman,” ujarnya.
Prof Seniwati menekankan bahwa penanggulangan terorisme di Asia Tenggara tidak dapat dilakukan secara parsial. Ia mendorong adanya sinergi antara negara-negara kawasan dan komunitas global dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan tersebut.
“Semoga kontribusi ini menjadi bagian kecil dari upaya besar bangsa dalam menjaga perdamaian,” pungkasnya.
Aqilah Syamsuddin
