Senat Akademik Unhas melaksanakan Rapat Paripurna Pengukuhan Guru Besar pada Fakultas Kedokteran (FK). Pengukuhan ini berlangsung di Ruang Rapat Senat Rektorat dan disiarkan langsung melalui Youtube Senat Akademik Unhas, Rabu (22/01).
Prof Dr dr Andi Kurnia Bintang SpS(K) MKes adalah Guru besar ke-549 yang menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul “Pendekatan Multi Modal dalam Upaya Penjagaan Kecacatan Akibat Stroke Iskemik ”.
Guru besar FK ini menjelaskan stroke merupakan penyebab kecacatan utama dan kematian kedua di dunia. Di Indonesia, prevalensi stroke pada tahun 2023 mencapai 8,3 per seribu penduduk, dengan biaya kesehatan yang mencapai Rp5,2 triliun.
“Stroke adalah kondisi serius akibat terganggunya suplai darah ke otak. Penanganan stroke memerlukan strategi yang mencakup pencegahan primer, penanganan fase hiperakut (6–24 jam setelah serangan), dan rehabilitasi jangka panjang,” sebutnya.
Ia juga menyoroti berbagai tantangan dalam penerapan terapi ini, termasuk keterbatasan fasilitas medis, distribusi tenaga kesehatan, dan kondisi geografis Indonesia.
“Hanya pasien dengan sumbatan pembuluh darah besar yang memenuhi syarat untuk terapi ini, dan jendela terapeutiknya sangat sempit, yaitu 4,5 hingga 6 jam setelah serangan,” ungkapnya.
Di samping itu, sebanyak 42 lokus genetik teridentifikasi melalui studi GWAS, pengembangan database pasien stroke di Sulawesi Selatan, serta modulasi angiogenesis dan neurogenesis untuk penyembuhan stroke mengisi kemajuan genetika penanganan stroke.
Guru Besar bidang ilmu Neurovaskuler dan Neurooftalmologi-Neurootologi itu menegaskan pentingnya pendekatan multimodal yang terintegrasi dalam pencegahan dan penatalaksanaan stroke, termasuk pengendalian genetik berbasis populasi, pengembangan layanan fase hiperakut, dan inovasi dalam modulasi penyembuhan alami.
Wahyu Alim Syah