Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan seminar bertajuk “Revitalisasi Arah Pembangunan Kemaritiman Menuju Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia.” Bertempat di Auditorium Prof A Amiruddin, juga berlangsung secara online, Sabtu (17/12).
Kegiatan tersebut turut menghadirkan Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN, Prof Ocky Karna Radjasa, berbagai tamu undangan penting di Indonesia lainnya, serta Dosen Hubungan Internasional, Fakultas Hukum Unhas, Prof SM Noor.
Sebagai salah satu pembicara, Noor mengawali penjelasannya dengan menceritakan seorang tokoh perintis kemerdekaan bernama Ir Djuanda Kartawidjaja yang menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia pada masanya.
Noor mengatakan, Djuanda adalah tokoh pertama yang memikirkan tentang revitalisasi batas laut wilayah Indonesia. “Tidak ada Perdana Menteri sebelumnya yang pernah berfikir untuk merevitalisasi batas laut Indonesia,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Noor memaparkan persoalan-persoalan masa kini pulau dan laut Indonesia, terutama jumlah pulau. Menurutnya, banyak data yang tersebar di internet menyatakan jumlah pulau di Indonesia sebanyak 17.000. Padahal, pada kenyataannya hal itu keliru.
“Karena di sekitar Kota Makassar saja yang sebagian kecil kepulauan Spermonde tidak kurang 200 pulau,” ucap Noor.
Selain itu, persoalan penting yang dihadapi Indonesia sekarang yaitu arus laut. Masalah ke depannya yang juga dihadapi adalah Indo Pasifik dan realitas kompetisi antara Cina dan Amerika yang akan berdampak pada pulau dan khususnya laut Indonesia.
Otto Aditia