Hadirkan Wallace 200 : Wallacea Science Symposium, Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Akademi Ilmu Pengetahuan (AIPI) membahas tema “The Culture” di Hotel Unhas, Senin (14/08).
Pada kegiatan ini, Unhas mengundang anggota Ethic Committee di Mochtar Ryadi Institute for Nanotechnology (MRIN), Prof dr Irawan Yusuf PhD untuk membahas interseksi antara budaya dan kesehatan mental.
Pada kesempatannya, Irawan membahas kultur dari kedua sisi pemikiran yang terkenal yaitu individualisme dengan kolektivisme. Ia memaparkan riset mengenai kecondongan negara-negara di dunia terhadap dua kubu tersebut.
“Indonesia lebih condong ke kolektivisme. Hal itu ditandai dengan keramahan orang Indonesia,” tutur pakar fisiologi dan genetika molekul itu.
Menurut Irawan, tingkat keramahan orang Indonesia merupakan penyebab mengapa nepotisme merupakan hal yang sering terjadi. Baginya, kekolektivitasan dapat membuat masyarakat mengarah ke tindakan nepotisme.
“Karena orang-orang berkelompok, jadi mereka mengikuti apa yang timnya itu lakukan demi keuntungan sesama,” jelas Irawan
Lebih lanjut, Irawan mengungkapkan penemuan menariknya pada bagian timur Indonesia, khususnya daerah yang pernah dikunjungi Wallace ini memiliki tingkat emosional dan depresi. yang tinggi dibandingkan dengan daerah Indonesia yang lain dikarenakan banyaknya suku yang berbeda di daerah tersebut.
“Masyarakat Indonesia yang dominan dijelajahi oleh Wallace, antara lain Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua memiliki perbedaan pada sebab memiliki suku yang relatif berbeda,” ucap Irawan.
M. Jusuf Ibnu Judha