Dalam rangka memperingati Hari Keragaman Hayati yang jatuh pada 22 Mei, Puslitbang LPPM dan Fakultas Kehutanan (Fahutan) Unhas menggelar kuliah umum bertajuk A Botanist’s Story: From Field to Laboratory, Rabu (29/5).
Kegiatan ini menghadirkan Peneliti Biosistematika dan Evolusi, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) Badan Riset dan Inovasi dan Nasional (BRIN), Prima Wahyu Kusuma Hutabarat S P M Sc. Kegiatan dilaksanakan hybrid di kelas dan zoom meeting.
Prima, sapaan akrabnya, menyampaikan tiga poin penting. Pertama, terkait konsep Ilmu Taksonomi dan Sistematika Tumbuhan, kedua bagaimana pengoleksian data dan sumber data, ketiga berbagi pengalaman penelitian yang dia lakukan beberapa tahun terakhir.
“Taksonomi dalam hal ini sebenarnya naluriah dan juga disebutkan dalam salah satu ayat dalam Al – Quran. Itu bagaimana kita sebagai manusia misalnya sudah naluri mengelompokkan sesuatu, khusus dalam tanaman bagaimana kita mengidentifikasi, klasifikasi, penamaan lalu ada revisi juga,” jelasnya.
Pendekatan dalam taksonomi mencakup morfologi, biologi molekuler, dan ekologi. Ketiga pendekatan ini penting untuk dilakukan, karena pendekatan molekuler bisa menjawab pendekatan morfologi, begitupun sebaliknya.
“Taksonomi yang jelek, bisa membahayakan bahkan membunuh, misalnya mengambil spesies yang salah atau berbahaya. Penting untuk mempelajari ini utamnya orang kehutanan,” ungkap Prima.

Di akhir, ia juga membagikan pengalamannya di lapangan saat terjun ke Poso untuk mengekplorasi flora pegunungan dan mengumpulkan koleksi Rhododendron spp, serta proses penemuan dan penamaan spesies baru.
Zidan Patrio