Rumah Sakit Unhas mengadakan talkshow Bicara Sehat dalam rangka peringatan World Hearing Day dengan tema “Ubah Cara Pikirmu, Mari Peduli, Tuli dapat Ditangani.” Kegiatan ini berlangsung di Lobi RS Unhas Gedung EF dan disiarkan langsung melalui Instagram @rsunhas.offisial, Senin (04/03).
Kegiatan ini menghadirkan tiga spesies Telinga Hidung Tenggorokan (THT) yaitu Dr dr Syahrijuita Sp THT BKL Sub SpK (K), Dr dr Riskiana Djamin Sp THT BKL Sub SpK (K), dan Prof Dr dr Eka Savitri Sp THT BKL Sub Sp No (K
Dalam penjelasannya, Syahrijuita menegaskan bahwa indra pertama yang diperoleh manusia adalah pendengaran, bahkan janin di dalam kandungan sudah bisa menggunakan pendengaran mereka.
“Itulah alasannya disarankan untuk memutar musik yang halus ketika sedang mengandung,” jelasnya.
Pendengaran manusia disebutnya merupakan kemampuan persepsi suara melalui organ pendengaran dan otak. Menurut penelitian, kemampuan normal manusia untuk mendengar kurang dari 25 desibel.
“Akan tetapi, dengan bertambahnya umur, pendengaran juga mulai berkurang. Itulah alasannya kita harus berbicara pelan-pelan kepada orang tua karena pendengaran mereka menurun dan lebih mengandalkan bentuk mulut ketika berbicara,” tambahnya.
Syahrijuita menjelaskan, gangguan pendengaran pada anak dapat dipicu karena terlalu dini memberikan handphone kepada anak-anak atau terlalu sering menggunakan headset dengan volume tinggi.
“Apalagi anak remaja yang suka ketiduran ketika memakai headset, itu beresiko terganggunya pendengaran,” ujarnya.
Syahrijuita mengingatkan untuk orang tua untuk lebih memperhatikan kemampuan mendengar bayi, karena jika seorang bayi berusia kurang dari enam bulan tidak bisa mendengar, besar kemungkinan ada saraf pendengaran yang lemah dan butuh penanganan khusus.
“Jika bayi kurang dari enam bulan, dan mengalami masalah pendengaran, itu mudah diatasi dengan memberikan alat dengar,” jelasnya.
Choriah Ginting