Himpunan Mahasiswa Asia Barat (Himab) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Kajian Timur Tengah di Sekretariat Himab Unhas, Selasa (14/05).
Agenda bulanan ini bertujuan meningkatkan wawasan mahasiswa, khususnya Jurusan Sastra Arab mengenai kondisi sosial politik Timur Tengah.
Kajian dibawakan oleh Koordinator Divisi Keilmuan, Muhammad Mahfud Mas’ud. Ia memaparkan materi tentang runtuhnya kesultanan Turki Ustmani dan pro-kontra sosok Ataturk.
Di hadapan peserta, Mahfud menjelaskan, terdapat perdebatan di tengah masyarakat saat kesultanan Utsmaniyah runtuh dan Ataturk berhasil memimpin Turki.
“Sebagian menyebut Ataturk sebagai pahlawan karena menyelamatkan Turki di kancah global, sementara yang lain menganggapnya pengkhianat setelah membubarkan kesultanan Utsmaniyah pada 1924”, ucapnya.
Dedikasi Ataturk terlihat ketika ia berhasil meruntuhkan kekuasaan asing di Turki dengan memanfaatkan perangkat militer.
Namun di sisi lain, Mahfud mengatakan bahwa Ataturk setelah menjabat sebagai Presiden Republik Turki mengadakan modernisasi yang mengundang banyak pro-kontra, salah satunya merubah adzan Arab menjadi adzan Turki.
Timbulnya perbedaan pendapat ini pun semakin memperluas pengetahuan mahasiswa Sastra Arab, utamanya dalam memahami beberapa mata kuliah yang terkait.
Mahfud pun berharap anggota Himab Unhas dan para peserta bisa meninjau peristiwa di dunia dari berbagai perspektif. Hal ini dilakukan untuk menghindari persepsi liar yang menyesatkan.
Ismail Basri