Divisi Hubungan Antar Lembaga Himpunan Mahasiswa Agronomi (Himagro) Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Hasanuddin (Unhas) adakan Konvergensi Akademik. Mengusung tema “Krisis Regenerasi Petani sebagai Tantangan dalam Mewujudkan Swasembada Pangan”, kegiatan berlangsung di Aula Faperta Unhas, Selasa (27/05).
Kegiatan bertujuan untuk melihat kebenaran isu krisis pangan global yang semakin nyata. Di antaranya, kehilangan generasi yang bersedia tinggal di lumpur, menanam harapan, dan memanen masa depan.
Direktur Sekolah Rakyat Petani Payo-Payo, Karno Batiran hadir sebagai narasumber. Dalam kesempatannya, ia memaparkan perbandingan jumlah populasi dengan kebutuhan bahan pangan. Terdapat kenaikan populasi sebesar 35 persen di 2050, sedangkan dunia butuh 100 miliar ton sumber makanan.
“Kita harus memproduksi sebesar 100 miliar ton bahan pangan agar semua orang di dunia ini bisa makan,” tuturnya.
Selanjutnya, Karno menuturkan bahwa dalam 30 tahun terakhir terjadi penurunan kelompok petani usia di bawah 35 tahun dari 25 persen menjadi 13 persen. Sementara, petani yang berusia di atas 55 tahun meningkat dari 18 persen menjadi 33 persen.
Lebih lanjut, Ia juga menjelaskan tantangan dari kurangnya kelompok petani. Lahan berkurang, tidak menguasai ilmu bertani, serta anak muda tidak lagi dipercaya di desa melainkan didominasi orang tua juga menjadi permasalahan.
“Anak muda itu dipandang rendah dan akhirnya pergi dari desa,” jelasnya.
Selain itu, Direktur Sekolah Rakyat Petani Payo-Payo itu menyampaikan, ia dan tim telah membuat Kebun Pelajar, Maros Youth Learning Center. Program bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan bertani dengan belajar praktiknya.
“Ini menjadi salah satu cara yang kami kerjakan untuk menumbuhkan kembali kesadaran bertani,” ujarnya.
Fadhlil Azhim
