Himpunan Mahasiswa Agronomi Unhas (Himagro) Fakultas Pertanian (Faperta) Unhas mengadakan Webinar Profesi bertemakan “Arah Pembangunan Pertanian Di Sulawesi Selatan” melalui Zoom. Diikuti oleh kurang lebih 100 peserta, kegiatan ini mengulas hal-hal terkait pembangunan pertanian, Kamis (18/2).
Kegiatan tersebut dipandu oleh Wakil Ketua Umum Himagro Faperta Unhas, Fadjrin Emir dan mengundang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel) Komisi E, Ismail Bachtiar S.KM selaku pemateri.
Lebih lanjut, pembangunan pertanian sendiri tidak terlepas dari tritmen ikatan produksi, produktivitas, dan mutu produk pertanian. Sementara itu, masalah yang hadir dalam urusan pertanian sangatlah beragam, entah itu lahan maupun kebijakan pemerintahan.
“Pertanyaan kita semua, kemana arah pembangunan pertanian di Sulsel? Arah pembangunan insfrastruktur telah maju secara sains dan teknologi, namun perhatian pemerintah tidak melirik sektor pertanian,” ujar Ismail.
Pendiri Rektor Institute dan Bintang Rektor Indonesia ini menambahkan, sektor pertanian membutuhkan kolaborasi. Betapa tidak, 83% di antara masyarakat Indonesia hidup di desa yang bergantung pada sektor pertanian.
“Cukup disayangkan, masyarakat desa sering mengeluhkan harga pupuk yang kian menyulitkan. Hal itu disebabkan oleh harga pupuk bersubsidi yang tidak mudah didapatkan. Selain itu, harga komoditi setelah panen yang tiba-tiba anjlok juga persoalan klasik sejak dulu hingga kini,” jelas Ismail.
Adapun langkah efektif untuk penyelesaian membutuhkan fikiran, kontribusi, dan keterlibatan anak muda milenial. Sebagai salah satu lumbung pangan nasional, Sulsel sendiri menempati urutan kedua produksi jagung pakan terbesar di Indonesia berdasarkan data dari DPS 2019 dan 2020.
“Jika dihitung menggunakan kalkulasi kasar, bisa mencapai angka 4 triliun pendapatan. Hal itu didoronh oleh sub bagian pertanian, yakni jagung hibrida yang menjadi fokus kembang pemerintah Sulsel saat ini. Itulah mengapa milenial harus bertindak,” terang Ismail.
M207