Dalam rangka memperingati Milad ke-22, Himpunan Mahasiswa Sosial ekonomi perikanan (Himasei) Unhas mengadakan webinar nasional dengan tema “ Perencanaan Sistem Pengelolaan Daerah Pesisir Industri 4.0”, Rabu (27/4).
Ketua Umum Himasei, Muhammad Izzul menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan inti himpunan, yaitu Milad ke-22 Himasei yang telah diadakan Minggu (24/4). Kemudian rangkaian kegiatannya dilanjutkan dengan pelaksanaan webinar nasional.
Ini bukan webinar pertama yang pernah diselenggarakan HIMASEI. Sejauh ini sudah ada beberapa webinar yang ,hanya saja untuk topik ini baru pertama kali diangkat.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) ini juga menjelaskan, topik perencanaan sistem pengelolaan daerah pesisir industri 4.0 diangkat berdasarkan kesadaran anggota Himasei tentang pengelolaan wilayah pesisir saat ini yang masih tertinggal jauh.
“Kami mengangkat tema ini agar dapat menemukan metode-metode baru yang bisa dilakukan dalam pengelolaan dan pemanfaatan wilayah pesisir pada era digital,” tambah Izzul.
Izzul mengungkap bahwa webinar ini dibuka secara umum, karena Himasei menganggap dalam pengelolaan wilayah pesisir, masyarakat terlibat langsung di dalamnya. Tidak hanya masyarakat peisisir, namun juga masyarakat dalam perguruan tinggi.
“Dalam tri dharma perguruan tinggi itu ada poin pengabdian kepada masyarakat. Jadi, sebisa mungkin sebagai mahasiswa, kita bisa turut andil untuk mengetahui dan menerapkan bagaimana cara dalam pengelolaan wilayah pesisir,” imbuhnya.
Adapun narasumber yang dihadirkan mulai dari perwakilan dinas pariwisata kota Makassar, Kepala Bidang Pengelolaan dan Penataan Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Sulawesi Selatan, sampai Dosen FIKP Unhas.
“Mengenai pemateri, kami juga banyak mencari tahu siapa yang bisa membawakan materinya, banyak info dari alumni Himasei. Bahkan salah satu pemateri yaitu, Kepala Bidang Pengelolaan dan Penataan Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Sulawesi Selatan, Suhartono Nurdin adalah Alumni FIKP tahun 2000,” ucap Izzul.
Dalam pelaksanaan webinar ini, Izzul mengakui adanya hambatan dan kesulitan yang harus dihadapi, mulai dari persiapan sampai hari penyelenggaraannya. “Kami berharap kegiatan webinar lainnya bisa lebih terancang dan lebih tersusun lagi agar dapat meminimalisir kekurangan, karena perisiapan pada webinar ini masih jauh dari kata sempurna,” ujarnya.
Yaslinda Utari Kasim