“Bukan untuk cari keuntungan, tapi untuk dekat dengan mahasiswa”
Begitulah tujuan dari Hj. Hadasiah untuk tetap menjajakan jualannya di kantin bawah tangga laboratorium konservasi hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. Wanita yang akrab disapa Hj. Cia. Ia terkenal sebab kerap kali mahasiswa datang di kantinnya, dirinya selalu menyapa.
Wanita yang sudah menghabiskan 34 tahun usianya berdagang di fakultas kehutanan, tidak heran hampir tidak ada satupun yang tak mengenalnya di area fakultas. Pembawaannya yang ramah membuatnya disenangi semua orang baik mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan.
Hj. Cia ini memiliki tempat tersendiri di hati mahasiswa, banyak mahasiswa yang telah lulus tetap datang di warungnya untuk membeli maupun sekedar duduk melepas rindu dengannya.
Hubungan emosi tersebut terbangun dari keakraban yang terjalin karena sosoknya yang ramah dan sangat dekat oleh mahasiswa. Ia bukan sekedar ‘mace kantin’, tetapi juga seorang yang berjasa bagi mereka.
Wanita yang telah menjajakan jualannya sejak 1988 itu bahkan rela ikut berjualan ke tengah hutan saat mahasiswa memiliki kegiatan mata kuliah. Ketika ditanya apa alasannya ia menjawab agar terbangun kedekatan dirinya dan mahasiswa.
“Supaya dekat dengan anak-anak (mahasiswa), supaya banyak yang kenal,” ungkap wanita itu.
Selain itu hal tersebut dilakukan untuk menyediakan makanan mahasiswa di hutan, yang biasanya kesusahan dalam memenuhi kebutuhan makanan yang sehat karena keterbatasan bahan, peralatan, dan waktu.
Saat wawancara Hj. Cia salah satu Alumni yang lagi berkunjung ke kantinnya, mengungkapkan bahwa salah satu tempat wajib ia kunjungi saat datang kembali di kampus adalah kantin ini.
Kedekatan yang terbangun menjadi alasan mengapa ia merasa wajib untuk datang kesini. “Yang menjadi alasan adalah karena kita anak kehutanan merasa dekat ki sama Hj,Cia, berasa hubungan keluarga telah terjalin” jelasnya.
Membangun hubungan jangka panjang itulah yang dilakukan wanita paruh bayah itu. Ketika pembeli datang ia terlihat begitu ramah, dalam melayani dan pintar basa-basi menanyakan dunia perkuliahan, ataupun menanyakan kesibukan, yang membuat pembeli merasa terkesan dan ingin kembali kesitu karena keramahannya.
“Sistemnya beda dengan sistem kantin lain, kalau kantin lain jadi tempat ngopi dan kumpul disini tempat silaturahmi, ungkap Alumni itu.
Hj. Cia menganggap mahasiswa yang belanja di kantinnya layaknya anaknya sendiri. Ia telah mendapatkan loyalitas dan kepuasan pelanggannya, yang terjalin karena keakraban.
Wanita yang telah berjualan 34 tahun lamanya, menjual dari pagi jam 08.00 hingga petang pukul 18.00 di hari kerja. Namun, untuk di hari yang ada kegiatan di dalam hutan atau di lapangan, ia biasanya bertahan sampai kegiatan mahasiswa tersebut.
Ia makan dan tidur bersama-sama dengan mahasiswa selama kegiatan itu berlangsung. “Bermalam ka juga, sampai 10 hari. pulangpi anak-anak baru saya pulang juga. Sama-sama tidur, dan makan. Apa yang saya makan itu juga yang namakan anak-anak” pungkasnya.
Umumnya membangun hubungan dengan pelanggan merupakan kegiatan yang dilakukan pedagang untuk mendapatkan kepercayaan dan kenyamanan pelanggan. Sehingga berdampak pada peningkatan penjualan dan potensi bertambahnya pelanggan potensial yang meningkatkan omset.
Namun hal itu tidaklah dirasakan oleh Hj. Cia. Untuk pembayaran sewa kantin saja, ia sering menombok uang sewa menggunakan uang diluar omset penjualan. Hal ini sebab bukan hanya kantin sumber penghasilan keluarganya.
“Ya biasa harus nombok karena hasil penjualan tidak cukup, tapi ya kan itu bukan satu-satunya penghasilan. Bapak kan juga kerja disini,” jelasnya.
Hj Cia bahkan biasa kerap memberi makan gratis pada mahasiswa yang kiranya lagi kekurangan uang. “Bukan hutang, kalau hutang itu harus dibayar, tapi ini kasih makan (gratis) juga sering untuk membantu mahasiswa,” ungkapnya.
Walau memiliki pilihan untuk berjualan di tempat lain, ia tetap saja berjualan di kantin Fakultas Kehutanan. “Seandainya saya mau buka usaha di rumah, malahan lebih bagus lagi karena tidak ada biaya sewa, tapi saya suka di sini”.
Ia berharap mahasiswa yang belanja di tempatnya, selalu mengingat dia dan tidak melupakannya ketika sudah lulus nantinya. “Semoga selalu diingat,” tutup Hj.Cia.
Muh. Amar Masyhudul Haq