Hari keempat aksi demonstrasi di Kota Makassar, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) Komisariat Universitas Hasanuddin (Unhas) juga turun kejalan. Aksi itu berlangsung di depan Markas Besar (Mabes) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan, Senin (01/09).
Ketua Umum HMI MPO Makassar, Yusuf Kasim Bakri, menyebut lima tuntutan aksi, yaitu meminta Presiden dan Kepolisian Republik Indonesia bertanggung jawab atas kematian Affan Kurniawan, menghentikan brutalitas aparat, mencopot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mereformasi DPR RI, serta mengesahkan RUU Perampasan Aset.
“Demi mengembalikan kedaulatan rakyat,” tegasnya.
Kericuhan sempat terjadi ketika massa hendak membakar ban bekas. Seorang polisi tiba-tiba merampas ban tersebut, dan memicu saling dorong hingga adu mulut antara polisi dengan massa aksi.
Salah seorang massa mengatakan, tindakan yang dilakukan aparat kepolisian merebut kebebasan berekspresi. “Seharusnya polisi mengayomi masyarakat, tetapi mereka mengkhianati masyarakat seperti hari ini. Mereka (polisi) membatasi kami untuk berekspresi hingga mencuri ban kami,” lontarnya dengan penuh amarah.
Sementara dihari yang sama, demonstrasi juga kembali digelar di Flay Over AP Pettarani oleh Aliansi Mahasiswa se-Makassar. Hadir mengawal demonstrasi, Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) XIV Hasanuddin Mayjen Tentara Nasional Indonesia (TNI), Widiyanto menyampaikan dukungan dalam aksi tersebut.
“Kita akan kunjungi 8 titik, sejauh ini yang kami kunjungi berlangsung dengan tertib dan baik,” tuturnya saat ditemui di sela-sela demonstrasi.
Pangdam TNI XIV Hasanuddin itu juga mengungkapkan, kesyukurannya karena tidak ada indikasi penyusup pada aksi itu. Ia menjelaskan TNI akan selalu bersama rakyat yang melakukan aksi secara damai. “TNI itu rakyat, rakyat itu TNI,” serunya dengan lantang saat menyampaikan orasi.
CPRS/MAU
