Badan Pengurus Harian Himpunan Mahasiswa Profesi Teknologi Hasil Perikanan (BPH HMP THP) Himpunan Mahasiswa Perikanan (Himarin) Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (UNHAS) adakan kelas Bahas Isu Perikanan (Bahari). Kegiatan bertopik “Kontaminasi Cesium-137 Pada Udang di Indonesia” yang berlangsung daring via Zoom meeting, Minggu (23/11).
Dimoderatori anggota humas periode 2025, Priscila, kegiatan turut mengundang Dosen Program Studi THP Departemen Perikanan FIKP Unhas, Dr Ir Fahrul SPi MSi, sebagai narasumber. Dalam pemaparannya, ia membahas isu pengolahan hasil perikanan.
“Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil laut yang kurang berkualitas,” ungkapnya.
Faktor tersebut acap kali menjadi penyebab produk yang dihasilkan tidak diterima baik di pasaran. Menjadikan masalah yang timbul saling berkaitan dan berpotensi memicu penurunan kualitas
“Termasuk dalam segi kualitas, bahan baku, sanitasi, stok berlebih, manajemen mutu, bahkan manajemen limbah dapat memengaruhi daya konsumsi masyarakat,” sambungnya.
Kelas kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif antar peserta. Termasuk risiko kontaminan produk perikanan, logam berat dan senyawa radioaktif Cesium-17 pada ekspor udang dari Indonesia yang tengah ramai menjadi perbincangan.
“Standar keamanan yang diterapkan dalam industri utamanya bahan baku konsumsi masih harus dikaji lebih lanjut kelayakannya,” paparnya.
Selain itu, Fahrul juga membahas penanganan pasca tangkap sebagai penentu akhir mutu produk. Begitu hasil tangkapan dipanen dari habitatnya, proses penurunan kualitas langsung berjalan.
“Karena itu penting prosedur yang tepat demi menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dapat mengganggu kandungan gizi di dalamnya,” tambahnya.
Ada banyak produk gagal beredar karena kontaminan, penggunaan bahan yang tidak layak konsumsi, atau residu obat-obatan yang melebihi ambang batas pada peraian. Keamanan bahan pangan sudah selayaknya segera ditindaklanjuti oleh pemerintah.
Hal tersebut dilakukan demi menunjang kelayakan, Fahrul kemudian berpesan agar adanya kebijakan yang lebih lanjut. Mulai dari pengecekan bahan baku, lalu mengevaluasi lingkungan produksi hingga akhirnya dapat menjalankan produktivitas kembali.
Andi Nadya Tenrisulung
