Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan (HMTK) Fakultas Teknik (FT) Unhas menggelar Webinar Nasional OCEANIA 2021 bertemakan “Strategi Pemulihan Ekonomi dalam Menunjang Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Maritim Indonesia Pasca Covid-19”. Berlangsung melalui Zoom dan live YouTube, kegiatan ini dimoderatori oleh dosen Dosen Teknik Kelautan Unhas, Dr Chairul Paotonan ST MT, Sabtu (24/4).
Turut hadir Plh. Corporate Secretary PELINDO 4, Ir I Made Herdianta Gautama sebagai pembicara. Pada kesempatannya, Herdianta menyampaikan gambaran tentang PELINDO di Indonesia.
Adapun terdapat 4 perusahaan PELINDO di Indonesia, antara lain PELINDO 1 yang berlokasi di Sumatera dengan kantor pusat di Belawan, PELINDO 2 yang beroperasi di sebagian Sumatera, Kalimantan Barat, Jawa Barat, dan DKI Jakarta dengan kantor pusat di Jakarta, PELINDO 3 yang mencakup Jawa Tengah, NTT, NTB, dan sebagian dari Kalimantan, serta PELINDO 4 yang beroperasi di 11 provinsi mulai dari Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, seluruh Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
“Jika berbicara tentang pelabuhan, tentu tidak terlepas dari permasalahan logistik yang dihadapi oleh Indonesia. Terlebih untuk kawasan Indonesia Timur, di mana PELINDO IV berada,” ujar Herdianta.
Ia menambahkan, sebagai perusahaan pelabuhan, terdapat 4 segmen bisnis utama PELINDO. Pertama, pelayanan kapal yang meliputi bagaimana PELINDO menyediakan fasilitas untuk kapal-kapal yang akan bersandar. Mulai dari proses pemaduan, penundaan hingga kapal itu mengisi air dan bahan bakar.
Kedua, layanan terhadap barang yang dimuat oleh kapal. Ketiga, menyiapkan fasilitas terminal penumpang untuk menampung penumpang yang akan turun dan akan naik ke kapal.
“Sementara yang keempat, menyiapkan fasilitas-fasilitas lainnya sebagai aspek penunjang untuk kegiatan operasional,” jelas Herdianta.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, logistik tidak terlepas dari pelabuhan sebagai salah satu simpul dari logistik selain pelabuhan udara. Pelabuhan laut sendiri tidak berdiri mandiri dalam hal logistik, harus terkoneksi dengan maritim, pelayaran, dan para pelaku yang memiliki kapal.
“Pelabuhan mengupayakan bagaimana performansi dan indikator kegiatan logistik kian meningkat dan efisien,” tutur Herdianta.
Ia juga mengungkapkan, permasalahan logistik untuk kepelabuhanan dan pelayaran ternyata membutuhkan biaya yang cukup besar. Terdapat lima kondisi yang sangat berpengaruh dengan tingginya biaya tersebut.
Di antaranya supply dan demand yang tidak seimbang, kondisi infrastruktur dan operasional yang belum optimal di sisi pelabuhan, efisiensi sektor maritime yang sangat rendah, adanya kondisi lahan dan jalan pendukung yang kurang efisien, serta peraturan pemerintah yang kurang kondusif dan dirasa sangat biroktratis bagi para pelaku usaha.
“Tentunya, permasalahan ini dapat terselesaikan oleh beberapa hal terkait sektor maritim dan kepelabuhanan,” pungkas Herdianta.
M203

Discussion about this post