Ikatan alumni (IKA) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan diskusi, Kamis (1/2). Mengusung tema “Model Komunikasi Kepemimpinan Pasca Pilkada” kegiatan ini diadakan di Kantor Pusat Pengelola KKN Unhas, pagi tadi pukul 10:00 WITA.
Dalam kegiatan ini hadir sebagai pembicara Ketua Departemen Komunikasi Unhas Dr M Iqbal Sultan MSi, pakar psikologi pemerintahan Unhas Dr Muhammad Tamar, pakar ekonomi Unhas Dr Idrus Taba, dan Ketua umum IKA komunikasi Unhas Dr H Sukardi Duka MM.
Sebagai pembicara pertama Dr M Iqbal Sultan MSi membawa materi tentang “Tergerusnya Etika Dan Kurangnya Refleksitas Diri”. Iqbal Sultan mengatakan bahwa adanya permasalahan yang terjadi di antara pemimpin dan wakilnya disebabkan adanya permasalahan komunikasi diantara kedua pihak. Hal itu juga dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti tidak memilih wakilnya sendiri bahkan dipasangkan secara paksa.
“Dipasangkan secara paksa untuk mencapai kemenangan, pasangan pemimpin dan wakilnya biasa di pilih oleh partainya, jarang sekali dia sendiri yang memasangkan dirinya, untuk hal itu dapat membuat visi dan misi yang tidak sejalan, maka untuk itu pemimpin dan wakil terlebih dahulu harus kesamaan dan kepahaman visi misi terutama toleransi,” ujar Iqbal, Kamis (1/2).
Lebih lanjut Iqbal menambahkan, tergerusnya etika dapat terjadi karena masing-masing orang memiliki sisi yang unik dan bahkan dapat memiliki sikap yang berlebihan dalam kepemimpinannya. Sehingga tidak terciptanya toleransi antara pemimpin dan wakilnya, ada konteks yang terlupakan dan dipahami.
Jalan keluarnya adalah dialog secara sadar untuk melakukan perbaikan, dan saat itu melakukan kesamaan dan kesetaraan, menghargai keberagaman, adanya toleransi pada ketidaksepakatan, mendorong diri untuk memahami diri sendiri dan menilai integritas.
Hampir sama, Dr Muhammad Tamar mengatakan hal itu dapat terjadi karena adanya konsep diri yang tidak sejalan, selain itu ia mengatakan konsep ambisi, kemampuan, dan upaya harus sejalan
Tak berbeda jauh tanggapan dari Dr Idrus Taba mengatakan seharusnya pemimpin dan wakilnya dapat berimbang dominasinya. Sikap toleransi harus hadir dalam diri pemimpin dan wakilnya.
Dalam diskusi ini berakhir dengan kesimpulan bahwa pemimpin biasanya tidak hanya dipengaruhi persoalan dalam diri, tetapi mencoba untuk melihat pengaruh-pengaruh yang bisa saja terjadi dari luar lingkup dari lingkungannnya.
Reporter: Resky