Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA menerima kunjungan influencer social media yang aktif dalam gerakan mengatasi Covid-19, dr Tirta Mandhira Hudhi. Pertemuan tersebut berlangsung di Lounge Rektor, Lantai 8 Gedung Rektorat Unhas, Senin (15/6).
Turut mendampingi Rektor Unhas, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas, drg Muhammad Ruslin SpBM(K) PhD, dan Direktur Komunikasi Unhas, Ir Suharman Hamzah PhD.
Dalam pelaksanaannya, Tirta datang bersama Tim Koordinasi Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, drg Muh. Arief Rosyid. Pertemuan yang berlangsung kasual ini, Arief menjelaskan secara singkat maksud kedatangannya di Makassar.
“Ketua Gugus Tugas, Jenderal Doni, mengirimkan saya beberapa link berita terkait situasi sosial yang berkembang di Makassar. Beliau resah dengan maraknya pemberitaan tentang masyarakat menolak rapid tes serta peristiwa pengambilan paksa jenazah pasien Covid-19. Saya sampaikan, kalau begitu kita harus mengambil langkah,” kata Arief.
Kedatangan mereka ke Makassar adalah untuk menggalang gerakan bersama komunitas sosial media dan aktivis gerakan sosial untuk bersama-sama melakukan edukasi kepada masyarakat.
Tirta kemudian menjelaskan apa yang menjadi rencana untuk dilakukan selama kehadirannya di Makassar. “Kami melihat, ada beberapa kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat terkait penanganan wabah Covid-19. Akibatnya, pihak-pihak yang seharusnya bersinergi dan berkolaborasi, justru berhadap-hadapan. Misalnya, ada tudingan bahwa tenaga medis dan rumah menerima uang puluhan juta kalau meng-covid-kan orang. Isu-isu ini yang perlu kita jawab dan jelaskan kepada publik,” kata Tirta.
Pada kesempatan ini, Rektor Unhas menyampaikan apresiasi dan komitmen untuk memberi dukungan terhadap upaya yang diambil oleh Tim Koordinasi Relawan Gugus Tugas Covid-19. Apalagi, drg. Arief Rosyid juga merupakan alumni FKG Unhas yang cukup membagakan bagi almamater.
“Kita memang melihat ada komunikasi yang tidak sinkron antara pemerintah dan masyarakat. Ini harus kita luruskan. Masyarakat harus diberikan pemahaman yang memadai tentang wabah Covid-19 ini. Maka, peranan relawan dan influencer yang memiliki banyak follower tentu sangat strategis,” kata Prof. Dwia.
Wandi Janwar