Kelas internasional Unhas punya kurikulum yang sama dengan kelas regular, namun tidak dengan sarana dan praktik belajarnya.
Ada banyak cara yang dilakukan agar bisa duduk di Universitas impian. Bisa melalui berbagai ujian seleksi nasional maupun ujian seleksi mandiri. Di Unhas sendiri jalur masuk yang bisa ditempuh ada berbagai jalur di antaranya: SNMPTN, SBMPTN , Jalur Non Subsidi (JNS), Jalur Penelusuran Prestasi Olah Raga Seni dan Keilmuan (POSK) hingga jalur seleksi untuk Kelas Internasional.
Hal terakhir, dapat dilihat di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin. Selain itu ada juga di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Di kelas internasional FEB memiliki sarana yang lebih unggul dari kelas regular. Seperti ruang kelas yang ber-AC dan meja kursi yang lebih besar. Informasi itu diperoleh dari salah satu mahasiswa kelas internasional, Emma.
“Kursi di kelas bukan seperti kelas reguler,” katanya.
Lebih lanjut, Emma menyampaikan bahwa tidak ada biaya tambahan selama proses kuliah. Ia bersama teman angkatannya di kelas internasional Akuntansi berjumlah 7 orang mahasiswa yang aktif.
Namun, kelas internasional yang biaya masuknya sekitar 30 juta dan biaya per semesternya mencapai 15 juta ini juga punya persamaan dengan kelas regular. Itulah kurikulum. Di S1 kelas regular dan kelas internasional kurikulumnya sama saja, yang membedakan ialah proses pembelajaran yang menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Tentu jika seperti itu, dosen pengajarnya juga harus mampu berbahasa Inggris.
Untuk menambah dosen, kelas internasional akan merekrut dosen non PNS, di FEB sendiri ada tiga orang non-pns yang direkrut lulusan Australia.
Keterampilan dan kemampuan bahasa asing inilah yang membuat mahasiswa kelas internasional mampu bersaing dan menjadi nilai lebihnya.
Oleh sebab itu, persyaratan umum untuk memasuki kelas internasional salah satunya memiliki kecakapan Bahasa Inggris yang baik. Mereka yang mendaftar mesti melewati test TOEFL yang dilakukan oleh Unhas.
Selain itu, mahasiswa kelas internasional akan memiliki pengalaman belajar di luar negeri (international exposure).
Menurut keterangan Wakil Dekan I FEB, Kelas Internasional Prof Dr Mahlia Muis SE M SS peminat kelas internasional semakin tahun semakin meningkat, berbeda pada saat di awal pembentukan. Ia menambahkan dengan rencana ini Unhas sudah berjalan ke arah World Class University (WCU), seperti rencana strategisnya Unhas harus siap dalam menghadapi tantangan WCU.
“Renstranya universitas itu diturunkan ke renstranya fakultas. Semua harus mengikuti rencana strategis universitas.Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi dosen-dosen yang mau mengajar di kelas internasional dituntut untuk memperbaiki bahasa Inggrisnya,” ujar Prof Mahlia.
Kelas internasional yang dibuka tahun 2016 ini, memyediakan kuota mahasiswa sebanyak 20 mahasiswa per kelas. Saat ini, mahasiswa angkatan pertama diterima di tahun 2016 dan telah semester ke empat. Semester ke 6 nanti, mahasiswa prodi internasional akan ada program semacam sit in class di universitas mitra seperti di Austalia dan bebrapa negara lainnya.
“Ada yang satu bulan, ada yang satu semester, jadi kelas internasional ini juga berkoordinasi dengan kantor urusan Internasional,” jelas Prof Mahlia.
Lebih lanjut, Prof Mahlia menyampaikan bahwa Unhas nantinya juga dapat menerima mahasiswa asing. “Unhas targetnya ada mahasiswa asing yang teratarik kuliah disini misalnya negara tetangga seperti Australia, Singapore, Thailand, yang dekat saja dulu (ASEAN),” harap Prof Mahlia.
Begitulah gambaran kelas internasional, bagaimana menurut pandangan kalian?
Tim Laput: Muh Nawir, Fatyan, Renita, Wandi Janwar