Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, International Law Students Association (ILSA) Chapter Unhas mengadakan seminar bertajuk “International Mental Health Day : Mental Health as Human Right”. Seminar dilaksanakan di Lab Moot Court DR Harifin A Tumpa, Fakultas Hukum Unhas, Senin (10/10).
Kegiatan ini menghadirkan Psikolog, Novi Yanti Pratiwi SPsi MPsi, dan dosen Hukum, Dr Kadaruddin SH MH sebagai pemateri.
Seminar ini bertujuan meningkatkan kesadaran para mahasiswa akan pentingnya kesehatan mental. “Semoga kita bisa menjadikan hari ini sebagai momentum kampanye untuk menyatakan bahwa semua orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa yang baik,” ucap Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum, Muhammad Reza chabirzada dalam sambutannya.
Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Sakit secara psikologis bisa berdampak pada fisik seseorang. Sayangnya, persoalan kesehatan mental masih belum mendapat perhatian yang serius dari masyarakat maupun pemerintah.
Novi Yanti menuturkan saat ini terdapat tiga tantangan dalam menghadapi masalah kesehatan mental. Pertama stigma buruk masyarakat terhadap seseorang yang memiliki masalah kesehatan mental. Kedua diskriminasi, yang bersangkutan diperlakukan secara negatif oleh masyarakat karena masalah mentalnya. Ketiga adalah maraknya self diagnosed, di mana seseorang mendiagnosa dirinya sendiri sedang memiliki masalah kesehatan mental tanpa bantuan ahli.
Lebih jelasnya, kemajuan teknologi saat ini telah menimbulkan banyak situs tidak resmi yang menganalisa kesehatan mental seseorang. Meskipun tanpa pengawasan ahli, hasil analisis situs seperti itu banyak diyakini oleh orang orang sehingga membuat mereka merasa sedang mengalami masalah mental.
“Apabila suatu hal diyakini, maka hal tersebut dapat terinternalisasi ke perilaku seseorang. Seseorang yang tidak memiliki masalah mental, bisa saja tiba-tiba mengalami masalah mental akibat ia meyakini informasi yang diterima melalui kuisioner di internet,” tutur Novi Yanti.
Lebih lanjut, Novi menyebut, hanya karena seseorang sedang stres bukan berarti ia mengalami gangguan mental. Stres itu dibutuhkan, kecemasan memberi peringatan terhadap apa yang dilakukan. “Apabila anda merasa sedang mengalami masalah kesehatan mental, maka mintalah bantuan kepada ahlinya,” ujar Novi Yanti
Mario