Kita Bhinneka berkolaborasi dengan Center for Peace, Conflict and Democracy (CPCD) Universitas Hasanuddin (Unhas) menghadirkan Kampus Tangguh. Kegiatan berlangsung di Aula Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unhas, Sabtu-Minggu (11-12/11).
Dalam wawancara bersama Direktur Kita Bhinneka, Therry Alghifary menyampaikan Kampus Tangguh merupakan upaya untuk mengintervensi kekerasan yang ada di kampus. Kita Bhineka sendiri memusatkan fokus pada dua bentuk kekerasan saja.
“Pada dasarnya ada banyak ragam kekerasan dan kami fokus pada dua bentuk kekerasan, yaitu kekerasan dalam bentuk pengadilan mahasiswa dan tawuran antar kelompok,” ujarnya.
Lebih lanjut, Therry berkata tujuan dilaksanakannya kegiatan Kampus Tangguh ialah mengurangi kekerasan-kekerasan itu di kampus-kampus yang ada di kota Makassar. Pasalnya, manusia masih menggunakan kekerasan sebagai opsi untuk menyelesaikan masalah ataupun dalam mencapai tujuan.
Padahal, kata Therry, sebenarnya mahasiswa memiliki kesadaran akan buruknya kekerasan. Mereka paham kekerasan itu tidak baik tapi masih kesulitan mencari alternatif untuk menyelesaikan hal tersebut.
Oleh karena itu, beberapa bentuk kekerasan di kampus mesti dihilangkan, misalnya dalam lingkup organisasi. Contohnya dalam hal pendisiplinan senior ke juniornya dalam suatu lembaga kemahasiswaan.
“Jadi kalau kekerasan dihilangkan, ada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi, misalnya dalam pendisiplinan junior oleh senior di lembaga kemahasiswaan,” pungkasnya.
Najwa Hanana