Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (FIB Unhas) bekerja sama dengan Japan Corner mengadakan webinar dengan tema Islam dan Jepang. Kegiatan tersebut berlangsung secara virtual melalui zoom meeting, Jumat (11/3).
Turut hadir salah satu dosen dari Universitas Keio, Jepang, Yo Nonaka PhD, sebagai narasumber. Ia menjelaskan awal keberadaan umat muslim di Jepang yang dimulai ketika tenaga kerja muslim dari Asia Barat dan Asia Selatan termasuk Pakistan, Bangladesh dan Iran mulai masuk.
“Sejak tahun dua ribuan jumlah penduduk muslim di Jepang berkembang dengan cukup pesat,” ucap Nonaka.
Selain itu Nonaka menjelaskan tentang kedudukan masalah yang dihadapai oleh umat muslim di Jepang dan bagaimana cara mereka menghadapinya. Namun meskipun masih minoritas, penduduk muslim di Jepang mendapat dukungan baik dari pemerintah. Hal ini tercermin dari keberadaan tempat shalat di bandara, stasiun dan pusat perbelanjaan.
Lebih lanjut, Dosen Universitas Keio itu mengatakan tantangan yang harus dihadapi yakni banyak pengusaha makanan yang mengeluh perihal sertifikat halal karena dinilai terlalu mahal dan rumit. Tetapi untuk mengatasi itu komunitas muslim di Jepang mengeluarkan logo Muslim Friendly yang diharapkan dapat membantu para muslim di sana untuk memilih makanan halal.
Narasumber yang kedua adalah Mamoru Hasegawa, seorang mualaf yang berstatus mahasiswa di Universitas Keio. Ia membagikan pengalaman selama menjadi umat muslim di Negeri Sakura. Ia mengaku sangat tertarik mempelajari Islam. Dirinya ikut melaksanakan ibadah puasa bahkan sebelum menjadi seorang muslim.
“Saya belajar banyak hal positif dari ajaran Islam seperti menghargai orang lain, melakukan kegiatan sukarela, hingga berlaku baik kepada tetangga,” jelas Hasegawa.
Ratu Nurul Syukria Rusdi