Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi tempat penyelenggaraan workshop pengembangan sistem pembelajaran bertajuk, “Smart Edu 2019: Pengembangan Sistem Smart Edu untuk Kegiatan Belajar Mengajar”. Kegiatan ini dirangkaikan dengan serah terima alat Smart Edu dari Institut Teknologi Bandung (ITB) kepada Unhas. Dalam pelaksanaannya, acara tersebut berlangsung di Aula LPMPP, Kampus Unhas Tamalanrea, Kamis (05/12).
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemristek/BRIN), Dr Ir Jumain Appe M Si., menyampaikan bahwa sistem pengembangan Smart Edu merupakan hasil inovasi perguruan tinggi. Hal ini sejalan dengan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mengharapkan adanya proses adaptasi perubahan teknologi era 4.0 dalam bidang pendidikan.
Jumain menyebutkan Smart Edu merupakan perangkat yang tepat dalam era digital yang serba cepat. Hadirnya perangkat Smart Edu diharapkan menjadi solusi permasalahan yang sering dihadapi oleh dosen maupun guru dalam sistem belajar mengajar.
“Teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu starting point dalam rangka mendukung program pendidikan perguruan tinggi berbasis teknologi informasi. Sehingga, diharapkan lebih mempermudah dunia pendidikan dalam memberikan sasaran pembelajaran tepat guna kepada peserta didik,” jelas Jumain dalam rilis yang diterima.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Komunikasi, Suharman Hamzah PhD., mewakili Rektor Unhas menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Menurutnya, Unhas mendukung setiap inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi untuk kepentingan pengembangan Tridarma Pendidikan.
“Dalam era dewasa ini, kampus tidak bisa lagi menjalankan pendidikan dan pembelajaran dengan cara biasa-biasa. Apalagi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru sangat mendorong inovasi dalam metode mengajar yang dijalankan oleh dosen,” kata Suharman.
Selain itu, Prof Dr Adi Indrayanto sebagai tim perancang Smart Edu menjelaskan latar belakang hadirnya perangkat tersebut. Dalam penjelasannya, beliau menyebutkan Smart Edu muncul dari permasalahan yang sering dihadapi dosen ITB dan sistem ujian nasional yang saat ini dikenal sebagai UNBK.
Lebih lanjut, Prof Adi mengatakan para dosen sering kali mendapatkan masalah saat mengajar ataupun memberikan penilaian peserta didik. Sistem yang manual terkadang sulit memberikan gambaran secara rinci tentang poin-poin penting dalam materi atau hasil ujian yang belum dikuasai peserta didik. Terkadang dosen hanya berasumsi bahwa ini materi yang perlu dibahas ulang.
“Dengan hadirnya Smart Edu, pola mengajar dan menilai hasil ujian peserta didik jadi lebih efektif dan efisien. Selain itu, umpan balik mengenai pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran yang diujiankan ataupun diajarkan dalam kelas bisa terlihat langsung,” jelas Prof Adi.
Usai pembukaan workshop, acara kemudian dilanjutkan dilakukan serah terima perangkat SmartEdu dari Institut Teknologi Bandung (ITB) kepada Unhas. Perangkat tersebut terdiri dari dua kotak, satu kotak berisi 50 Smartphone yang terkoneksi sistem, dan kotak lainnya berisi software yang digunakan sebagai jaringan penghubung.
Wandi Janwar