Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Unhas, Prof Dr Ir Muh Restu MP, mewakili Rektor Unhas, turut hadir pada Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI di Makassar, Kamis (11/7). Acara ini berlangsung di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan.
Rombongan ini dipimpin oleh Dr Noor Ahmad (Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Dapil Jawa Tengah II). Turut hadir, anggota DPR RI, Dr Zuhdi Yahya MP (PDIP), Ir Bambang Sutrisno (PG), Ir H Nuroji (Gerindra), Dra Hj Lathifah Shohib (PKB), dan Mustafa Kamal (PKS).
Adapun tujuan kedatangan mereka di Sulawesi Selatan (Sulsel) adalah untuk evaluasi pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru tahun 2019 di perguruan tinggi negeri. Untuk itu, tim Komisi X bertemu dengan pimpinan perguruan tinggi negeri di Makassar dan perwakilan LTMPT. Acara tersebut dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Dr Abdul Hayat.
Dalam rilis yang diterima, Ketua Tim Kunker Spesifik Komisi X DPR RI, Dr Noor Ahmad mengatakan, maksud kunjungannya adalah memperoleh masukan terkait pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru di PTN.
“Penerimaan mahasiswa baru untuk PTN diatur dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Tinggi. Kami menemukan ada beberapa kendala di lapangan, seperti masalah yang dihadapi oleh sekolah terkait sistem IT, masalah di daerah yang jauh dan daerah bencana, serta juga masalah transisi kewenangan SMA dari pemkab ke pemprov,” ujarnya..
Wakil Rektor Bidang Akademik Unhas, Prof Dr Ir Muh Restu MP menjelaskan mengenai proses penerimaan mahasiswa baru di Unhas.
“Kami memiliki tahap penerimaan mahasiswa baru sesuai ketentuan Undang-undang, yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan Jalur Mandiri. Khusus untuk Jalur Mandiri, kami di Unhas ada beberapa metode. Ada Jalur Kepemimpinan atau Jalur Ketua OSIS. Ini baru pertama kali, kami lakukan uji coba dulu di Sulsel. Saat ini sudah kami terima 18 Ketua OSIS dari berbagai daerah di Sulsel,” papar Prof. Restu.
Setelah mendengar berbagai masukan dan pandangan dari perguruan tinggi lain, Ketua Tim Kunker Komisi X DPR RI, secara terbuka memuji dan menyampaikan apresiasinya kepada Unhas.
“Kami tertarik dengan Jalur Ketua OSIS dari Unhas. Ini bagus, sangat bagus! Ketua OSIS itu sudah punya bakat kepemimpinan. Kalau kita bina dengar tepat, mereka akan menjadi pemimpin pada 20 tahun mendatang,” lanjut Noor sapaan akrabnya.
Tak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwa dirinya pernah mengadakan pelatihan khusus untuk Ketua-ketua OSIS. Ternyata mereka hampir 80% menjadi pemimpin di bidangnya masing–masing. Noor berharap Unhas dapat mengembangkan jalur ini.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Irman Yasin Limpo juga memberikan pandangan khusus terkait Jalur Ketua OSIS Unhas. Dirinya sepakat bahwa Ketua OSIS itu adalah potensi kepemimpinan.
“Kami juga untuk pertama kalinya mengadakan Pemilihan Ketua OSIS Serentak untuk lebih 1.200 SMA seluruh Sulsel. Jadi ini kita bisa saling bersinergi,” kata Irman, sapaan akrabnya.
Irman mengharapkan agar Unhas menambah kuota untuk Jalur Ketua OSIS.
“Kalau perlu kampus negeri lain juga mengadakan hal yang sama. Potensi pemimpin dari Ketua OSIS ini sangat besar dan perlu difasilitasi,” ucapnya.
“Calon pemimpin ini kalau tidak difasilitasi mereka akan kecewa. Bahaya sekali kalau calon pemimpin kecewa, prof. Jadi perlu dipertimbangkan serius agar ditambah daya tampung untuk mereka,” pungkasnya.
Pertemuan Kunker Spesifik Komisi X DPR RI ini berlangsung hingga siang hari, dimana berbagai stakeholder memberikan masukan mengenai kondisi di lapangan terkait penerimaan mahasiswa baru.
Wandi Janwar