Kebiasaan masyarakat menggunakan tanaman jarak merah sebagai obat sariawan, membuat Mahasiswa Unhas mengembangkan produk yang bernama J-GAS sebagai pengembangan obat sariawan.
Sariawan sering kali muncul ketika mengonsumsi makanan atau kesalahan menyikat gigit, bibir atau bagian dalam pipi pun terluka. Bisa juga disebabkan virus atau bakteri di mulut. Berbagai cara ampuh pun dilakukan untuk menyembuhkan, penggunaan salep dan memanfaatkan tanaman menjadi solusi, seperti Lidah Buaya, Cengkeh, Kunyit dan Jarak Merah.
Sampai kemudian, tahun 2020 mahasiswa yang tergabung dalam dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), mengusulkan sebuah inovasi yang diberi nama J-GAS. Sebutan nama dari singkatan Jatropha Gossypifolia L (nama latin jarak merah) sebagai bahan dasar.
Sebuah pengembangan dari getah menjadi produk. Kelompok PKM ini terdiri dari Mahasiswa Agribisnis, Husna Quila Qariska, Muhammad Arwinsyah (Agribisnis), Farhan Zulfadly (Farmasi), dan Rahbiani (Agroteknologi).
Selaku ketua PKM, Husna Quila mengatakan, ide inovasi bermula ketika melihat kebiasaan masyarakat menggunakan getah tanaman jarak merah untuk mengobati sariawan. Penggunaan getah hanya dilakukan secara langsung dengan mengambil getahnya, kemudian diteteskan pada luka sariawan, dan tidak sampai pada pembuatan produk.
Adapun zat pelarut yang ditambahkan pada jarak merah yakni akuades, gliserin dan peppermint oil. Kata Husna pelarut ini tidak berbahaya dan tak mengubah kandungan serta manfaat dari getak Jarak Merah.
Inovasi yang dirancang praktis dalam sebuah kemasan dengan pipet tetes, memiliki tahapan perencanaan produksi. Tahapan dari kalkulasi bahan yang digunakan untuk jumlah produknya yang akan diproduksi. Kedua, penimbangan bahan sesuai kebutuhan, ketiga, pencampuran seluruh bahan, keempat, pengemasan.
Husan mengatakan produk J-GAS belum dipasarkan secara luas. “Produk obat-obatan sangat dibutuhkan izin, dan masih terkendala,” jawabnya Kamis (08/04/2021).
Walaupun begitu J-GAS sempat diproduksi dan diujicobakan ke beberapa sampel, alhasil berkhasiat sehingga sempat dipasarkan. Namun adanya formulasi yang perlu dibenahi maka tidak dipasarkan.
Di lain kesempatan, anggota tim PKM, Arwinsyah menyampaikan keuntungan dari inovasi jarak merah tersebut. Katanya lebih ekonomis dibandingkan obat sariawan pada umumnya. Analisis pasar yang telah dia dilakukan, menunjukkan rata-rata pemasaran berkisar 20.000 rupiah hingga 35.000, sedangkan produk J-GAS penjualannya Rp 25.000 dengan ukuran yang lebih sedikit 5 ml tetapi kembali khasiatnya lebih baik.
”Selain itu, produk ini tidak perih dan dapat diaplikasikan untuk obat sakit gigi,” jelas mahasiswa angkatan 2017 ini.
Kelebihan lainya, terletak pada pipet tetes, di mana memudahkan mengetahui berapa tetes yang telah digunakan, sehingga penggunaannya lebih mudah.
Sayangnya, untuk umur simpan produk belum diketahui pasti, apalagi komposisinya. “Misalnya takaran dari satu tanaman jarak merah dengan berapa yang dapat dibuatkan nantinya,” terang Ichan sapaan akrabnya.
Masih terbatasnya pengembangan J-GAS, tak membuat tim PKM Husna redup. Mereka tetap optimis produknya bisa lebih baik dari obat sariawan pada umumnya dan dapat dipasarkan.
Langkah mereka dibuktikan dengan kerja sama yang kuat hingga menggantarkan tim Unhas ini memperoleh medali perunggu pada ajang PIMNas ke-33 yang diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional dengan Universitas Gadja Mada (UGM) sebagai tuan rumah, pada 24-29 November 2020.
Mereka pun berharap dapat bekerja sama dengan apotek dan rumah sakit, serta menjadikan J-GAS sebagai solusi ketika orang sariawan. “Sesuai tagline produk kami J-GAS: solusi kekinian menghilangkan sariawan, mengobati tanpa menyakiti,” hendaknya.
Reporter : Winona Vanessa HN