“Bapak adalah sosok yang gemar menulis, memiliki kepribadian yang keras dan tegas, tetapi tetap santai. Tepat waktu dan juga disiplin sudah menjadi bagian dari kesehariannya,”
Itulah kesan yang dilontarkan oleh Rohimi terhadap sang Ayah. Dialah Prof Dr Ir H Muh. Ramli Rahim MEng, Guru Besar Fakultas Teknik (FT) Universitas Hasanuddin (Unhas). Sosoknya teringat begitu jelas di ingatan keluarga dan rekan sejawatnya.
Prof Ramli lahir di Rappang, 11 November 1953. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di jurusan Teknik Arsitektur Unhas dan kabarnya berhasil lulus sebagai alumni pertama pada 1982. Setelah menyandang gelar sarjana muda Arsitektur, ia diketahui sempat bekerja Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Beberapa tahun setelahnya, ia melanjutkan sekolah magister serta doktor di Kyushu University, Jepang. Dengan jurusan yang sama, ia tamat di 1994 dan resmi menyandang gelar PhD.
Pada dekade 90-an, sumber daya manusia yang ahli bidang teknologi bangunan belum terlalu banyak. Ramli sebagai sosok yang suka berbeda dari yang lain melihat prospek besar di bidang tersebut. Di situlah awal mula Ramli meniti karier sebagai akademisi.
Ramli aktif meneliti tentang sains dan teknologi bangunan. Ia kerap mengadakan pengabdian masyarakat di beberapa daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel). Dengan wawasan yang luas, ia cakap dalam menjabarkan metodologi penelitian dalam tulisannya.
Salah satu tulisannya yang terbit di jurnal internasional berjudul Thermal investigation on the attics of buginese traditional houses in South Sulawesi (2019). Penelitian tersebut berisi penyelidikan tentang kondisi termal loteng rumah tradisional Bugis berdasarkan data survei delapan rumah di Sulsel.
Jejak karier Ramli pernah menjabat sebagai Kepala Laboratorium Sains dan Teknologi Bangunan, Ketua Jurusan Teknik Arsitektur, hingga Wakil Dekan (WD) I Fakultas Teknik Unhas. Ramli juga pernah tercatat sebagai anggota tim penilai di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Tak hanya bidang akademik, Ramli adalah sosok yang gemar menulis. Kegemarannya ia salurkan dalam bidang literasi dan jurnalistik. Ia merupakan salah satu alumni Penerbitan Kampus identitas Unhas bersama dengan sahabat karibnya, M. Dahlan Abubakar.
Di balik kesibukannya yang padat, tak banyak yang tahu bahwa Ramli memiliki ketertarikan terhadap dunia radio. Kecintaannya dengan bidang penyiaran membuatnya sering menghabiskan waktu untuk mendengarkan siaran. Ia bahkan mempelajari teknik penyiaran dan pernah menjabat sebagai Ketua Organisasi Radio Amatir (Orari) Sulsel selama lima tahun.
“Dari masa muda, beliau memang suka hal-hal yang berhubungan dengan radio. Sampai tua sih sebenarnya masih aktif juga. Misalnya kalau keluar kota, pasti ada radio di mobil, jadi biasanya sambil ngebrik. Walaupun sudah ketinggalan zaman, tetapi dia masih saja suka,” ujar Rohimi, Minggu (14/06).
Di mata mahasiswa dan rekan dosen FT Unhas, Ramli dikenal sebagai pribadi yang tegas dan disiplin, tetapi menyenangkan dan santai. Ia suka melontarkan lawakan saat mengajar yang membuatnya mudah akrab dengan mahasiswa Unhas. Hal inilah membuat mereka menjadi lebih semangat dalam mengikuti mata kuliah yang diampunya.
Ada suatu nasihat yang sangat berbekas dan sering beliau lontarkan kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikannya. Pesan itu berbunyi “Jangko miskin, kau harus kaya”.
Rohimi mengatakan, hampir setiap kegiatan wisuda berlangsung Ramli akan menyampaikan saran itu. Dengan aksennya yang keras sebagai ciri khas, orang lain bisa saja menduga bahwa mereka sedang diomeli jika tidak mengenal bagaimana karakter Ramli.
“Kalimat itu selalu ia lontarkan jika ada mahasiswanya yang wisuda. Tetapi, maksud dari ujaran beliau itu bukan kaya dalam maksud banyak uang, melainkan mereka harus berusaha agar bisa sukses di dunia pekerjaan,” ungkap putri Prof Ramli tersebut.
Dari segi penampilan, Ramli acap kali menggunakan pakaian rapi dan apik, karena ia menyukai hal-hal yang bersih dan teratur. Rohimi menceritakan, ayahnya merupakan sosok kepala keluarga yang penuh kasih sayang dan sangat dekat dengan anaknya. Dalam kesehariannya, ia kerap menjadi teman diskusi mengenai berbagai topik dan juga menemaninya jika melakukan perjalanan di luar maupun di dalam kota.
Ramli menghembuskan nafas terakhirnya pada Sabtu, 27 Maret 2021. Ia dimakamkan di kampung halamannya, Kabupaten Sidrap. Sebelum berpulang, beliau berpesan kepada keluarganya agar tetap menjaga kesehatan dimanapun berada. Meskipun telah tiada, dedikasinya terhadap ilmu dan karya tulisnya, akan tetap bermanfaat untuk generasi mendatang.
Nurul Sapna SL