Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin (Pusdis Unhas) bertemu dengan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin di Balai Kota Makassar, Selasa (24/06). Pertemuan ini membahas persiapan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2 Pusdis serta rencana deklarasi Makassar Kota Wisata Inklusi.
Dalam audiensi itu, turut hadir Kepala Pusdis, Dr Ishak Salim SIP MA, jajaran staf Pusdis, Ketua Panitia HUT Pusdis 2025, Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, serta sejumlah pejabat terkait.
Wali Kota yang akrab disapa Appi itu mendukung penuh terhadap rangkaian kegiatan yang dirancang oleh Pusdis, sekaligus menyambut baik gagasan transformatif yang diharapkan dapat mendorong kebijakan dan pembangunan wisata yang lebih inklusif.
Puncak perayaan HUT ke-2 Pusdis sendiri dijadwalkan akan berlangsung di Anjungan Pantai Losari, diikuti dengan pembacaan deklarasi Makassar sebagai Kota Wisata Inklusi di atas kapal Pinisi. Perayaan ini digagas sebagai simbol komitmen kota dalam membuka ruang wisata yang ramah bagi masyarakat disabilitas.
Appi menyambut harapan olahraga bagi penyandang disabilitas yang dilontarkan oleh Pusdis Unhas. Alumni Fakultas Hukum Unhas itu langsung menyepakati penyelenggaraan turnamen olahraga bola bagi komunitas Tuli dan Netra yang akan digelar pada Juli 2025 mendatang. Ajang tersebut diharapkan menjadi sarana ekspresi sekaligus mendorong kesetaraan akses di bidang olahraga.
“Sebenarnya dari dulu saya mau buat perlombaan sepak bola bagi tunanetra, karena saya tahu bahwa mereka memang suka bermain sepak bola. Tapi yang kami hindari adalah respon negatif masyarakat. Dengan adanya pertemuan ini kita akhirnya tahu bagaimana harapan masyarakat, jadi akan kami dukung dengan menyiapkan lapangan dan hadiah bagi pemenangnya nanti,” ujar Appi.
Audiensi ini juga memunculkan wacana strategis untuk memperkuat representasi kelompok disabilitas dalam kebijakan publik. Salah satunya adalah usulan pengangkatan staf khusus disabilitas di lingkungan Pemerintah Kota Makassar.
Sebagai lembaga di dalam Unhas, Pusdis tidak hanya bertanggungjawab untuk memastikan seluruh mahasiswa disabilitas mendapat akses yang setara di dalam perkuliahan, tetapi juga mengabdi untuk mewujudkan kesetaraan bagi masyarakat luas.
Muhammad Nur Ilham
