Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas mengadakan Kuliah Umum bertema “Kajian Sastra dan Budaya dalam Studi Kejepangan”. Kegiatan ini berlangsung melalui Zoom meeting, Sabtu (23/03).
Kegiatan ini menghadirkan Dosen Sastra Jepang dari Universitas Diponegoro, Ichlasul Ayyub SS MSi. Pada kesempatannya, ia menjelaskan terkait dinamika halal tourism di Jepang.
Ayyub mengatakan, Jepang saat ini membidik sektor halal tourism untuk peningkatan kunjungan wisatawan dari negara-negara Muslim seperti Indonesia dan Malaysia.
“Jadi para pebisnis di Jepang sudah sudah mulai melihat peluang bisnis dari makanan halal yang memberikan keuntungan,” kata Ayyub.
Makanan halal pertama kali masuk ke Jepang melalui jalur pendidikan. Kampus seperti universitas Oosaka, Universitas Kyushu, dan Universitas Waseda telah menyediakan menu halal bagi mahasiswa yang beragama Islam.
Halal tourism juga telah merambah ke sektor lain, seperti perhotelan dan bisnis kuliner secara luas. Ayyub menjelaskan bahwa saat ini ada beberapa pebisnis di Jepang yang sudah mendapatkan sertifikasi halal untuk produknya baik itu di bidang makanan dan lainnya.
Namun ada beberapa kendala yang seringkali ditemui pebisnis makanan halal di Jepang, seperti biaya besar, kerumitan pembuatan sertifkasi halal, dan masih kurangnya pemahaman masyarakat terkait makanan halal.
“Bagaimanapun, Islam merupakan hal yang baru bagi orang Jepang, jadi perlu pembelajaran khusus terkait islam itu sendiri,” jelasnya.
Choriah Ginting