Judi (judi)
Menjanjikan kemenangan
Judi (judi)
Menjanjikan kekayaan
Bohong (bohong)
Kalaupun kau menang
Itu awal dari kekalahan
Begitulah penggalan lagu Judi dari Rhoma Irama. Lagu-lagu yang dibawakan olehnya bersama Soneta Group amat masyhur akan nasehat-nasehat yang dibawakan dalam syairnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, judi diartikan sebagai permainan dengan memakai uang atau barang berharga sebagai taruhan, seperti main dadu, kartu dan lain sebagainya.
Dulu, judi biasanya dimainkan oleh orang-orang kelas atas di sebuah tempat terpusat, entah di kasino ataupun di tempat hiburan malam. Ada berbagai macam jenis permainan di dalamnya dan pemain diharuskan bertaruh dalam nominal tertentu.
Seseorang mendekati judi disebabkan oleh beberapa faktor. Yang paling utama adalah kekayaan. Semua pasti ingin menjadi kaya demi meningkatkan taraf hidup tapi asal kekayaannya itulah yang patut dipikirkan. Jika saja didapatkan dengan berjudi, yah sudah jelas itu adalah harta haram.
Faktor lainnya bisa saja karena penasaran atau efek dari lingkungan sekitar, bahkan mungkin karena adanya persepsi bahwa orang yang main judi akan selalu menang banyak karena sudah pengalaman di dunia perjudian.
Akhir-akhir ini, saya mendapat puluhan iklan judi yang mampir di depan mata tatkala nge-scroll media sosial, padahal saya tidak pernah berniat untuk bermain judi. Iklan slot yang nongol bisa dihitung dengan jari dan jika dirata-ratakan dalam sepekan bisa mencapai puluhan.
Iklan slot pun tampil dengan berbagai gaya, ada yang memamerkan perbandingan saldo, menampilkan replay hasil permainan slot, bahkan yang terbaru saya mendapati tampil dengan iming-iming investasi. Edan dah!
Jika kamu pernah melihat yang serupa, mari kita terka berapa banyak iklan tersebut muncul di depan mata kita dalam sebulan. Terbesit dalam pikiran, kok bisa yah promosi judi seenteng ini?
Saya coba memikirkan kemungkinan asal-muasalnya dengan bersumber dari beberapa berita yang pernah saya baca sebelumnya.
Menurut saya, mungkin sederhananya begini. Adanya judi slot tak terlepas oleh peran seorang bandar yang seringkali identik dengan pemilik harta yang berlimpah. Hartanya? Bisa saja berasal dari kamu yang memasang taruhan sekian ribu rupiah yang bisa jadi uang tadi mengalir ke bandar itu, atau kira-kira menurut kamu dari mana uangnya?
Orang-orang di balik gencarnya promosi di media sosial atau website, kemungkinan besar dijaring ataupun direkrut oleh bandar judi atau melalui perantaranya. Tidak sampai situ, judi slot juga sudah ‘menginfeksi’ berbagai situs pemerintahan bahkan kampus sendiri. Coba googling sendiri untuk buktikan.
Berbulan-bulan yang lalu saat istirahat selepas salat di musala kampus, saya mendapati seseorang yang duduk di sekitar sedang memainkan handphone-nya. Setelah saya intip dengan saksama dari kejauhan, bukannya main candy crush, orang itu main judi slot.
Karena masifnya promosi judi online, orang yang bisa dikata tampangnya tidak mujur amat pun bisa ikut main dengan modal taruhan yang sedikit, bisa saja imannya sedang goyah atau dia butuh banyak uang.
Bukan cuma orang sekelas pekerja, saya pun sempat mendengar kala malam Idul fitri yang lalu, anak-anak yang masih berada di bangku SMP berbicara ke temannya perihal judi slot dengan memasang taruhan kira-kira setara dengan harga empat biji kue yang dijual di warung-warung pinggir jalan.
Saat itupun di antara mereka mengoceh situs yang dimainkan tak sesuai dengan mereka harapkan, yakni ‘wede’ (withdrawal) atau jackpot yang besar.
Astaghfirullahaladzim…
Dunia menjadi sinting bukan kepalang, anak-anak sekolah sekarang segampang itu bermain slot dengan modal uang kecil. Bikin tepuk jidat, dah.
Kena rungkad alias buntung, pasti membuat pemain judi akan memasang taruhan tak berkesudahan. Walaupun jackpot, pemain judi bisa saja terus bermain untuk mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin tanpa disadari hingga menjadi candu.
Judi slot yang marak di Indonesia benar-benar terstruktur, sistematis, dan masif. Maraknya judi slot bisa saja menyulap pemainnya menjadi sinting. Tak pelak, ada saja orang yang nekat mengajukan pinjaman online hingga gali lubang tutup lubang demi bisa bermain slot.
Ungkapan judi adalah pangkal kejahatan benar adanya. Bagaimana pangkal kejahatan yang dimaksud?
Pencurian, perampokan, penjambretan, bahkan pertumpahan darah adalah sekian pemicu yang paling umum dari judi. Sebenarnya banyak macamnya, tapi sama saja mirisnya. Banyak kok berita-berita terkait di media massa.
Judi itu menyengsarakan dan juga meresahkan akan kejahatan yang timbul. Singkat saja, mending uangnya digunakan untuk yang bermanfaat. Abaikan semua rayuan iklan yang singgah di depan matamu. Apapun latar belakangmu, jauhilah judi! Kasihanilah orang-orang terdekatmu.
Yakin dari judi bisa jackpot terus? Sudah lah, judi bisa saja membuatmu rungkad!
Muhammad Nur Ilham
Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2021
Sekaligus Reporter PK identitas Unhas
