Bak peribahasa sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui, penelitian dan pengembangan warga akademik menjadi pemicu utama terpenuhinya tridarma sekaligus mempengaruhi pemeringkatan internasional perguruan tinggi. Fakta itu tentunya dimaksimalkan oleh berbagai kampus, termasuk Universitas Hasanuddin (Unhas), dengan cara memberikan dorongan kepada sivitas akademik melakukan penelitian.
Salah satu Dosen Departemen Fisika Unhas yang aktif menulis penelitian, Heryanto SSi Msi menanggapi urgensi artikel ilmiah seorang dosen diterbitkan dalam jurnal publikasi terindeks scopus. Ia mengatakan, selain memperbarui keilmuan dosen, jurnal yang diterbitkan dapat mengembangkan kurikulum dan mempengaruhi pemeringkatan kampus.
“Peringkat akan naik kalau semua dosen punya publikasi dua paper setiap tahunnya, karena kan pemeringkatan universitas tingkat dunia menilai bagian itu,” ucap Heryanto via telepon, Jumat (12/05).
Namun, tak hanya kuantitas penelitian yang Unhas gencarkan, kualitas menjadi indikator yang sama pentingnya. Untuk meningkatkan kualitasnya, artikel penelitian dicanangkan untuk terbit dalam jurnal bereputasi tinggi terindeks scopus. Oleh karena itu, selain pendampingan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Unhas memaksimalkan jurnal publikasi milik kampus sebagai wadah bagi peneliti.
Menurut salah satu Dosen Fakultas Vokasi yang aktif menulis artikel ilmiah pada jurnal bereputasi, Dr Ir Agustina Abdullah SPt MSi IPM ASEAN Eng, hadirnya jurnal publikasi Unhas yang terindeks scopus mampu mempermudah akses penulis untuk merevisi tulisannya karena jarak yang lebih dekat dengan reviewer. Dengan begitu, dosen dan mahasiswa akan selalu menerima informasi terbaru dan melakukan revisi lebih cepat.
“Dengan adanya hal itu, bisa lebih berkualitas lagi tulisan dosen-dosen kalau semakin banyak direvisi, karena semakin banyak informasi yang diberikan reviewer itu,” jelasnya saat ditemui di Fakultas Vokasi, Selasa (09/05).
Tak main-main, dalam tiga tahun terakhir terdapat tiga jurnal publikasi Unhas berhasil terindeks scopus. Awalnya, jurnal publikasi Unhas yang terindeks scopus hanya satu yaitu Journal Of Forest & Society Fakultas Kehutanan pada 2019. Dipimpin Guru Besar Departemen Kehutanan sebagai Editor in Chief, Prof Dr Muh Alif K Sahide, jurnal ini menempati kuartil satu pada 2021 lalu.
Masih pada tahun yang sama, Jurnal Fakultas Hukum Hasanuddin Law Review (Halrev) sukses terindeks scopus pada April. Kemudian menyusul Canrea Journal : Food Technology, Nutrition, and Culinary di Desember 2021.
Lalu di tahun berikutnya, Fakultas Kedokteran Gigi, Journal of Dentomaxillofacial Science berhasil meraih indeks scopus setelah sempat gagal lima tahun sebelumnya. Editor in Chief Journal of Dentomaxillofacial Science, Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM(K) dalam wawancaranya, Minggu (21/05) mengatakan penolakan terjadi karena jurnal ini baru melakukan transformasi sehingga kontennya masih belum kuat dari segi dampak ilmu pengetahuannya.
Usaha-usaha Unhas dalam memaksimalkan jurnal publikasi terindeks scopus, dilakukan dalam bentuk pendampingan Publication Management Center (PMC). Meski tugas utama PMC adalah publikasi artikel ilmiah dosen dan mahasiswa Unhas, dalam pengajuan jurnal publikasi terindeks scopus, PMC turut berperan memberikan pendampingan secara teknis kepada para editor jurnal publikasi Unhas.
Salah satunya sejak November 2020, PMC telah bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) membuat Forum Group Discussion (FGD) dalam mempersiapkan Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia (MKMI) terindeks scopus. Hingga akhirnya dengan dampingan PMC, pada Selasa (24/1) Editor in Chief MKMI, Dr Ida Leida SKM MKM MSc PH bersama Rektor Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc berhasil melakukan pengajuan MKMI untuk terindeks scopus.
Sebagai Editor in Chief yang jurnal publikasinya masih dalam proses, Ida mengatakan karena pengembangan ke jurnal internasional, tim MKMI dibantu oleh PMC secara teknis. “Jadi memang pada prosesnya lebih banyak mandiri, sekarang karena unit PMC ini yang memang mengembangkan juga ke jurnal internasional jadi kami dibantu juga PMC,” tutur Dosen Kesehatan Masyarakat itu, Kamis (11/05).
PMC yang berada dibawah pimpinan, Prof Dahlang Tahir MSc PhD, senantiasa memberikan pendampingan kepada MKMI dan jurnal-jurnal publikasi Unhas lainnya sampai nantinya sukses mendapatkan indeks scopus. Ia mengatakan, rencana jangka panjang PMC mampu memenuhi enam jurnal publikasi terindeks scopus.
“Sebenarnya dua kali lipatnya bisa enam (jurnal) itu sudah luar biasa untuk jangka waktu ini, karena perjuangan panjang untuk sampai di situ. Jadi kami cuma bisa mendampingi dan menilai apakah ini cocok,” tutur Dosen Departemen Fisika itu, Senin (22/05).
Berkat kolaborasi sivitas akademika ini, Unhas dapat melahirkan empat jurnal publikasi terindeks scopus dalam waktu singkat. Hal tersebut diharapkan bisa mempermudah para peneliti Unhas untuk gencar melakukan riset, tidak hanya karena pemeringkatan Internasional, namun juga sebagai bentuk pemenuhan tridarma dan perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
ysl, bil