Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Dr (HC) Muhammad Jusuf Kalla, hadir sebagai pembicara dalam seminar bertajuk “4 Ethos 4 Jusuf: Prinsip dan Karakter Bugis-Makassar” di Unhas Hotel and Convention, Senin (02/09). Dalam seminar internasional tersebut, Jusuf Kalla mengulas sosok Jenderal M Jusuf, yang dikenal sebagai Panglima ABRI/Menhankam (1978-1983) dan Ketua BPK RI (1983-1993).
Jusuf Kalla menekankan bahwa Jenderal M Jusuf merupakan figur yang dikenal karena kejujurannya. “Selama menjabat, Jenderal M Jusuf tidak pernah tergoda untuk melakukan penyelewengan atau korupsi,” ujarnya.
Jenderal M Jusuf juga dikenal sebagai sosok yang tegas dan berani, terutama dalam meredam gerakan DI/TII pimpinan Kahar Muzakkar. Ia selalu berbicara tentang kejujuran, keberanian, dan ilmu. Menurut Jusuf Kalla, Keberanian dan pendidikan adalah modal utama Jenderal M Jusuf dalam menjalani kehidupan.
“Jenderal M Jusuf adalah orang pertama dari daerahnya yang menempuh pendidikan di luar negeri. Jika disuruh memilih antara jabatan dan pendidikan, ia lebih memilih pendidikan,” tambah Jusuf Kalla.
Hal ini menunjukkan betapa strategisnya pemikiran Jenderal M Jusuf yang selalu memikirkan masa depan generasi masyarakat Sulawesi Selatan.
Jenderal M Jusuf memulai karier militernya pada usia 17 tahun dan menjadi ajudan Kahar Muzakkar. Meski demikian, prinsip yang dipegang teguh oleh Jenderal M Jusuf membuatnya menangkap Kahar Muzakkar karena pandangannya bahwa siapa pun yang memberontak harus ditindak tegas.
“Beliau percaya bahwa modal kesuksesan bukan hanya keberanian, tetapi juga pendidikan,” tegas Jusuf Kalla.
Jenderal M Jusuf meninggal dunia ketika Jusuf Kalla sedang berkampanye untuk menjadi Wakil Presiden. Dalam seminar tersebut, Jusuf Kalla menutup dengan kesan pribadi yang mendalam.
“Jika beliau masih hidup dan memerintahkan saya untuk mengangkat barang ke Makassar, pasti akan saya lakukan. Karena bagi saya, kepemimpinan bukanlah soal pangkat, melainkan soal karisma dan wibawa, ” pungkasnya.
Rika sartika