Universitas Hasanuddin (Unhas) kerja sama dengan Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universitas Al Zahra mengadakan Seminar Internasional dengan tema “The Role of Women in Society”. Kegiatan ini dilakukan virtual melalui Zoom Meeting, Senin (25/11).
Kegiatan mengahadirkan Ketua Departemen Hukum Acara Unhas, Dr Andi Syahwia SH MH sebagai pembicara. Ia membahas mengenai perlindungan hak konstitusional bagi pekerja perempuan serta tantangan dan solusinya.
Dalam pemaparannya, Syahwia menjelaskan bahwa hak konstitusional adalah kewenangan yang diakui oleh negara dan terdiri dari beberapa indikator penting. Pertama, memiliki klaim kebenaran. Kedua, hak kemerdekaan pemilik sah. Ketiga, kebebasan mengenai kekuasaan. Keempat adalah konsep immunity atau kekebalan.
“Semua indikator ini perlu dipahami oleh negara untuk memberikan keamanan dan fasilitas dalam masyarakat,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan isu yang sering dihadapi perempuan, seperti kesenjangan upah. Di mana perempuan seringkali menerima upah lebih rendah dibanding laki-laki, promosi yang terbatas, dan kesenjangan dalam karya atau cipta. “Perempuan sering kali dianggap memiliki kemampuan dan sumber daya lebih rendah dibandingkan laki-laki,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kadep Hukum Acara Unhas itu juga menyoroti tantangan yang dihadapi perempuan dalam menyeimbangkan kerja dan keluarga. Dalam hal ini, banyak perempuan harus menjalani fungsi ganda yang membuat tingkat stres lebih tinggi..
“Meskipun ada jaminan kesetaraan dan keadilan dalam konstitusi dan peraturan pemerintah, perlindungan terhadap perempuan masih belum optimal,” pungkasnya.
Rika sartika